Dokter Wanita Diklaim Perkecil Kematian Pasien Lansia

Ilustrasi Ruang Operasi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Jenis kelamin seorang dokter ternyata menentukan umur seorang pasien, khususnya bagi pasien lanjut usia. Kesimpulan itu dibuktikan oleh peneliti Harvard University, Amerika Serikat. 

Mereka menemukan pasien lansia yang dirawat dokter perempuan, angka kematiannya sangat kecil dibanding dirawat dokter pria. 

Dilansir Science Alert, Selasa, 27 Desember 2016, ilmuwan menyimpulkan hal ini terkait dengan pola perawatan yang berbeda oleh dokter perempuan. 

"Temuan ini menunjukkan bahwa perbedaan potensial dalam pola latihan antara dokter laki-laki dan dokter perempuan mungkin memiliki implikasi klinis yang penting," kata peneliti Yusuke Tsugawa. 

Jika saja perlakuan perawatan yang dilakukan oleh dokter pria dan perempuan sama, tim peneliti mencatat, hanya akan ada sekitar 32 ribu kematian pasien lansia setiap tahunnya. 

Tsugawa menjelaskan, angka tersebut mereka analisis dari data 1,5 juta pasien lansia mulai 2011 sampai 2014. Pada rentang waktu tersebut, dokter yang menangani ada 20 ribu dokter perempuan dan 60 ribu dokter pria. 

Dari 1,5 juta pasien, 620 ribu pasien pria dan 960 pasien wanita. Tsugawa mengatakan, pasien yang dirawat oleh dokter perempuan 4 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal cepat, dan memiliki risiko 5 persen lebih rendah diterima kembali ke rumah sakit dalam 30 hari setelah kunjungan mereka.

Dalam studi sebelumnya, dokter perempuan umumnya lebih mematuhi pedoman klinis dibanding dokter laki-laki. Selain itu, dokter perempuan juga menjalankan komunikasinya yang lebih terpusat kepada pasien. 

"Ada banyak bukti bahwa dokter laki-laki dan perempuan praktik kedokterannya berbeda. Temuan kami menunjukkan bahwa perbedaannya penting untuk kesehatan pasien," ujar Tsugawa.