Bank Salah Beri Kredit, Akhirnya Buat Foya-foya

Luke Breet Moore, pemuda Australia yang sangat beruntung.
Sumber :
  • BBC/Luke Breet Moore

VIVA.co.id – Seorang pemuda Australia, Luke Brett Moore (22), baru saja kehilangan pekerjaan ketika ia menyadari banknya keliru karena telah memberikan fasilitas kredit  tanpa batas untuknya. Tentu saja, Luke tidak menyia-nyiakan kesempatan tak terduga itu.

Agaknya memang sulit dipercaya, namun ia mengaku tak berniat  mengambil semua uang dari St. George Bank tapi juga tidak ingin membayarnya kembali. Diceritakan oleh BBC, 14 Desember 2016, Luke pada dasarnya menunggu telepon dari bank untuk menagih pinjamannya. Namun itu tak pernah terjadi.

Awalnya, pada tahun 2010, Luke hanya mempunyai akun perbankan normal untuk keperluan sehari-hari, kredit rumah, dan asuransi kesehatan. "Saya mengalami kecelakaan mobil cukup parah dan gaji saya mulai ditransfer ke bank lain. Saya tidak ingat keadaan pastinya mengapa kecelakaan itu terjadi. Lalu saya mulai menggunakan akun saya di bank St. Goerge," ujarnya.

Luke mengaku, di minggu pertama, ia was-was karena tidak ada uang untuk membayar tagihan.  Namun ternyata ia bisa melakukan pembayaran yang dilakukan melalui akun St George-nya. Dua minggu berikutnya, ia juga harus menanggung biaya tagihan lanjutannya sebesar 500 dollar Amerika. Selama 12 bulan, akun banknya terus seperti itu dan pihak bank tidak menghubunginya sama sekali. Namun lama kelamaan, akunnya tekor. Luke kehabisan dana tunai.

Habis Rekening, Ajukan Pinjaman

Luke penasaran. Ia lalu mendatangi perusahaan tempat ia mencicil rumahnya. Kepada perusahaan tersebut ia meminta agar mendebit US$ 5000, dan ternyata berhasil. Beberapa hari kemudian, Luke kembali menghubungi  perusahaan tersebut. Ia kembali meminta debit sejumlah 50.000 dollar Amerika. Dan pihak perusahaan menyetujuinya. Mengetahui hal itu, spontan Luke amat terkejut.

"Saya mendapati diri sendiri dengan akses kredit besar dan luar biasa. Saya langsung membeli mobil pertama saya, Alfa Romeo 156. Mobil dodgiest dengan gearbox, motor dan injeksi bahan bakar canggih," kenang pemuda ini.

"Lalu aku membeli Hyundai Veloster. Mobil ini adalah mobil sangat keren, berpintu tiga dengan atap kaca. Saya membeli mobil itu agar saya bisa pergi ke Sydney dan membeli Maserati. Harganya hanya 36.000 dollar Amerika. Maksudku, itu mobil indah tapi bukan supercar dengan standar masa kini," ucapnya.

Luke mengakui apa yang terjadi padanya saat itu adalah sebuah kegilaan.  "Ini gila. Saya masih muda dan ceroboh. Umur saya 22 tahun dan saya masih belum bisa berpikir jelas," ucapnya kepada BBC.

Saat diwawancara BBC, Luke baru saja pulih dari kecelakaan dan menyadari ia telah menjadi pengangguran untuk pertama kalinya sejak umurnya 14 tahun. Setelah putus dengan kekasihnya semasa SMA dulu, Luke memutuskan untuk memulai hidup baru di tempat lain dan mencari ketenangan di sana.

"Jadi saya pindah ke Gold Coast. Saya terbang menuju Surfer Paradise selama satu pekan untuk liburan. Dan karena aku merasa nyaman ada di sana, aku memutuskan untuk tinggal," katanya.

Pengalaman aneh itu dirasa cukup mengagumkan untuknya. Tentu saja, Luke mendapatkan waktu yang sangat menyenangkan di Gold Coast. Luke juga membeberkan ia hanya melakukan apa yang kebanyakan orang muda seusianya lakukan ketika mereka mempunyai segepok uang, yaitu terus bersenang-senang dan berpesta.

"Saya pergi ke klub striptis dan menghabiskan ratusan ribu dolar untuk wanita, alkohol, kokain dan apa pun. Saya juga membeli perahu nelayan. Saya menyukainya," ujarnya.

Saya mendapat catatan kecil milik seniman jalanan Banksy seharga 10 pound sterling. Itu adalah salah satu harta berharga saya, bersama dengan kulit genderang bertandatangan Amy Winehouse." umbarnya sumringah.

Tak Serius Meminjam Bank

Menurutnya, ia tidak seserius itu meminta kepada St. George untuk meminjaminya uang dengan jumlah sangat besar. Itu sebabnya ia mengaku sangat terkejut karena pihak bank menyetujui.

"Setiap kali saya meminta St George untuk meminjamkan lebih banyak uang, saya tidak terlalu berharap mereka melakukannya, tetapi mereka memberikan saya uang sejumlah yang saya minta," ucapnya.

"Saya menduga, mungkin ibu saya mengira jika saya menjual obat-obat terlarang, tapi kemudian terbukti saya tidak melakukan itu. Sejak itu mereka berpendapat,  jangan bertanya, jangan berkata," lanjutnya.

Saat ini, Luke mengelola bisnis pribadinya di Surfer's Paradise. Ia menjalankan toko dengan menjual barang-barang langka. Beberapa media yang mewawancarainya juga menyebut jika kamar pribadinya terlihat selayaknya gua harta karun Aladdin. Luke menjual beberapa barang koleksinya melalui usahanya tersebut.

Selama dua tahun Luke menikmati segala kemewahan itu. Hingga di  Desember 2012, polisi setempat merazia rumah keluarga Luke di Goulburn, New South Wales, tetapi dia dibebaskan bersyarat.

Februari 2015, Luke dinyatakan bersalah karena memperoleh keuntungan finansial dengan cara penipuan dan berurusan dengan hasil kejahatan di Pengadilan Negeri Sydney. April 2015, Luke dua kali dihukum dengan masa kurungan penjara selama dua tahun dan tiga bulan, serta empat tahun dan enam bulan.

Agustus 2015, jaminan atas kesalahan Luke diberikan setelah Luke diadili. Tapi pada Desember 2016, Pengadilan Tinggi Hukum Pidana New South Wales menghanguskan hukumannya.

"Saya dibebaskan beberapa pekan yang lalu. Sejauh hukum Australia, saat ini saya tak punya kewajiban hukum untuk menginformasikan pada bank, apa yang sebenarnya terjadi. Menurut pengadilan, saya tidak juur. Tapi kita tidak sedang tinggal di sebuah masyarakat dimana kesalahan moral mengakibatkan orang-orang masuk penjara dan kebebasan mereka dirampas. Saya beruntung sekali, saya tak perlu merasakan itu," tuturnya.

Luck juga berjanji tak akan berhura-hura lagi. "Bukan hal yang pantas, menghabiskan waktu berbulan-bulan dengan penari striptis sambil menghirup kokain," ujarnya.

Kronologis kasus Luke :

  • Maret 2010    : Membuka rekening di Bank St George
  • Juli 2010 – Agustus 2012:  melakukan lebih dari 50 penarikan,  dengan total penarikan sebesar  $1,988,535.25  
  • Desember 2012:  Polisi merazia rumah keluarga Moore  di Goulburn, New South Wales. Luck ditangkap, tetapi dia dibebaskan dengan jaminan   
  • Februari 2015  :  Ia dinyatakan bersalah karena memperoleh keuntungan finansial dengan penipuan. Ia setuju untuk di proses atas tuduhan perbuatan kriminal di Pengadilan Negeri Sydne   
  • April 2015      : Luck Moore dihukum antara dua tahun tiga bulan dan empat tahun enam bulan penjara. 
  • Agustus 2015: Moore memutuskan membayar jaminan. 
  • Desember 2016: Pengadilan Pidana Tingkat Tinggi di New South Wales  menghapus dakwaan. Moore dibebaskan.

(ren)