Naiknya Bunga The Fed Tak Kurangi Minat Investor ke RI
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yakin Indonesia masih menjadi pilihan menarik bagi para investor, meskipun bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan tingkat suku bunga acuannya.
Ani – sapaan akrab Sri Mulyani – mengatakan posisi tawar Indonesia dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya masih jauh lebih baik. Kondisi ini, kata Ani, tentu mampu menarik kepercayaan dari para pelaku pasar dan investor asing dan dalam negeri menempatkan dananya di Indonesia.
“Ini sudah memberikan suatu pondasi yang solid, sehingga Indonesia bisa dibedakan dari negara-negara emerging market (berkembang) lain dalam arti positif,” jelas Ani saat ditemui di Hotel Mulia Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.
Beberapa indikator yang membedakan Indonesia dengan negara lain diantaranya adalah dari sisi pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lain sampai dengan defisit anggaran yang terbilang rendah.
Komposisi utang yang dimiliki Indonesia, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, jauh lebih prudent (hati-hati). Apalagi jika realisasi sejumlah indikator perekonomian nasional yang semakin membaik di penghujung 2016.
“Kalau kita menutup defisit 2,5-2,7 persen, pertumbuhan ekonomi di lima persen, cadangan devisa naik, capital (modal) membaik, itu semua memberikan dampak yang lebih positif,” katanya.
Ani mengakui, keputusan The Fed menaikan tingkat suku bunga acuannya memang akan memberikan pengaruh terhadap pergerakan arus modal yang masuk ke Indonesia. Namun belajar dari pengalaman, langkah antisipasi pun sudah dilakukan.
“Saya rasa, ini sudah dicerna oleh banyak sekali para pelaku pasar karena ada kemungkinan tiga kali kenaikan tahun depan,” kata Ani.
Pondasi perekonomian yang semakin membaik, ditegaskan Ani, akan terus dijaga oleh pemerintah bersama para pemangku kepentingan terkait, demi menangkal terjadinya arus modal asing keluar secara besar-besaran dari pasar keuangan domestik.
“Ini akan menjadi gambaran, bahwa mereka ada confidence terhadap pondasi, maupun arah policy kita. Sentimen ini yang akan kita jaga,” ujarnya.
Sebagai informasi, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.367 per dolar Amerika Serikat, atau melemah Rp82 dibandingkan posisi kemarin Rp13.285 per dolar AS.
(ren)