Investasi China Masih Jadi Penggerak Roda Ekonomi RI

ilustrasi investasi
Sumber :
  • Adri Prastowo

VIVA.co.id – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menyatakan ekonomi dalam negeri dalam beberapa tahun ini masih bergantung pada investasi China untuk menggerakan roda pembangunan. Hal ini pun terjadi di negara ASEAN lainnya, yang banyak mencari topangan ekonomi dari investasi China. 

Ekonom dan Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Maxensius Tri Sambodo mengatakan tren investasi China ke Indonesia pada 2017 akan tetap konsisten. Namun, laju investasinya diperkirakan akan berkurang dari 12 persen, menjadi hanya sekitar 4-5 persen. 

"Ya mungkin speed-nya tidak akan 12 persen. Tetapi, 4-5 persen investasinya masuk dong. Dan terutama investasi dalam konteks penguatan infrastruktur dan sektor manufaktur," kata Max dalam acara paparan Economic Outlook 2017 di Widya Graha LIPI Jakarta pada Rabu, 14 Desember 2016.

Ia mengatakan tren investasi yang tetap dari China, ke depan diperkirakan akan mencatatkan penurunan laju investasi karena negara tersebut terdampak kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang proteksionis dan sedikit sentimen terhadap perdagangan produk China.

Kemudian, ia mengungkapkan ke depannya investasi China yang masuk dalam industri manufaktur dapat diarahkan untuk bidang teknologi dan patut digenjot dengan baik pengelolaannya, karena sebagai negara yang sudah berdaulat puluhan tahun Indonesia belum dapat menciptakan produk teknologi tinggi. 

"Kita harus malu sama Vietnam. Dia sudah bisa ekspor high technology product. Kita stuck (berhenti) sudah sekian puluh tahun," ucapnya. 

Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi China dari Januari hingga September 2016 mencapai US$1,58 miliar. Realisasi investasi tersebut terdiri dari 758 proyek dan masuk dalam lima besar negara dengan investasi tertinggi di Indonesia sepanjang periode tersebut.