Bekraf Luncurkan Data Acuan Ekonomi Kreatif
- istimewa
VIVA.co.id – Badan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik meluncurkan data statistik ekonomi kreatif 2016. Data tersebut terdiri dari data makro ekonomi kreatif, yang meliputi produk domestik bruto, tenaga kerja, ekspor. Selain itu, ada juga data hasil survei khusus ekonomi kreatif.
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menyambut baik adanya hasil statistik dari ekonomi kreatif dan berharap dengan hasil ini akan menjadi dasar dalam pengembangan ekonomi kreatif di lndonesia.
"Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo bahwa ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi nasional," kata Triawan dalam acara Launching Data Statistik Ekonomi Kreatif di Swiss-Bellhotel Jakarta pada Kamis, 8 November 2016.
Badan Ekonomi Kreatif mendapat amanat presiden untuk mendorong pertumbuhan PDB ekonomi kreatif mencapai 6,75 persen, dengan serapan tenaga kerja sebesar 17 juta orang, serta nilai ekspor produk kreatif mencapai angka US$21,5 miliar pada tahun 2019.
Kemudian, Triawan mengungkapkan bahwa hasil data statistik dapat dijadikan sebagai acuan regulasi bidang ekonomi kreatif, serta sebagai rujukan bagi Bekraf dalam pembuatan kebijakan, serta evaluasi dari program unggulan yang telah dijalankan.
Dia menyatakan, Bekraf sendiri akan terus berbenah ke depannya guna memfasilitasi ekonomi kreatif di Indonesia. Bekraf rutin melakukan evaluasi terhadap program unggulan yang telah dijalankan.
"Dengan begitu, harapannya pada 2017, ekonomi kreatif dapat mencapai pertumbuhan lebih baik daripada tahun sebelumnya, dan yang paling penting Bekraf mampu mencapai target yang telah diamanahkan oleh pemerintah,” ucapnya.
Sementara dalam kurun waktu 2010-2015, Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto, menyebutkan besaran PDB Bekraf telah mengalami kenaikan signifikan dari Rp525,96 triliun menjadi Rp852,24 triliun pada 2015, atau meningkat rata-rata sebesar 10,14 per tahun.
Kemudian, serapan tenaga kerja selama lima tahun dari ekonomi kreatif ini sebesar 15,9 juta orang. "Sampai 2015 saja serapan tenaga kerja sudah 15,9 juta orang, target sebesar 17 juta, jadi mudahlah mencapai target," ucapnya.
Angka-angka tersebut disokong oleh tiga sub sektor dominan, yaitu kuliner, fesyen, dan kriya. Nilai tersebut memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional berkisar 7,38 persen sampai 7,66 persen.