Jokowi Pakai Jurus Apapun untuk Tarik Investasi

Presiden Joko Widodo.
Sumber :
  • Biro Pers Setpres

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo mengatakan, seluruh negara di dunia saat ini, sedang berebut untuk memperbesar arus investasi yang masuk ke negara masing-masing. Hal tersebut ramai dibicarakan, setiap kali ia melakukan pertemuan dengan kepala negara.

Merespons hal tersebut, kata Jokowi Indonesia tidak bisa akan tinggal diam. Cara apapun akan ditempuh pemerintah, untuk mengejar target investasi dengan cara apapun.

Jokowi pun mengatakan, target investasi pada tahun depan yang masuk ke Tanah Air harus bisa mencapai Rp670 triliun dan meningkat menjadi Rp840 triliun pada 2018. 

"Kalau sudah ada target, dengan jurus apapun harus dikejar," kata Jokowi dalam acara Sarasehan 100 Ekonom di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016. 

Jokowi mengatakan, hal ini telah diinstruksikannya kepada tim ekonomi pemerintahan. Khususnya, pada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong. 

"Saya sudah memberikan perintah jelas kepada tim ekonomi, terutama Kepala BKPM bahwa target investasi yang masuk ke Indonesia, harus betul-betul dikejar dengan cara apapun," tegasnya lagi. 

Kondisi ekonomi Indonesia saat ini, lanjut Jokowi, memang sudah cukup baik dari sisi moneter maupun fiskal, berdasarkan pandangan dari International Monetary Fund (IMF). Kendati Demikian, Indonesia tidak boleh terlena, karena faktor eksternal dan global terus menghantui perekonomian Indonesia. 

"Karena, risiko ekonomi sebagian besar memang berasal dari eksternal, karena ketidakpastian kebijakan ekonomi di AS, baik juga yang berkaitan dengan ketidakpastian suku bunga Fed, dan melemahnya ekonomi Tiongkok yang saya kira sudah tau semua," Kata dia. 

Jokowi mengatakan, meskipun tantangan Indonesia ke depannya cukup berat, namun hal itu perlu disikapi dengan serius dan rasa optimisme oleh pemerintah. Karena itu, Indonesia harus terus meningkatkan investasi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. 

"Kami akan kerja, bagaimana menarik investasi sebesar-besarnya. Paling tidak, kalau dijumlah itu (investasi) 45 persen dari PDB (produk domestik bruto) kita. Sehingga, ini bisa menjadi pemicu ekonomi kita," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu. (asp)