Biaya Logistik RI Mahal Dibanding Singapura
- VIVA.co.id/Chandra G. Asmara
VIVA.co.id – Pendiri, sekaligus Presiden Direktur Institute for Development of Economic and Finance, Didik J. Rachbini memaparkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia saat ini terus diuji ketahanannya, baik dari sisi eksternal maupun internal.
Ada simpul masalah yang mesti segera dibenahi oleh pemerintah, kata dia, di antaranya adalah memaksimalkan debirokratisasi, sehingga dapat menciptakan administratif lebih cepat dan lancar.
Didik memaparkan, saat ini, biaya logistik Indonesia 300 persen lebih tinggi dari Singapura, karena adanya berbagai persoalan administratif yang kerap menyulitkan.
"Biaya logistik kita, masih 300 persen lebih tinggi dari Singapura. Kalau diturunkan separuh, maka pertumbuhan ekonomi kita akan lebih bagus," kata Didik di acara Sarasehan 100 ekonom Indonesia di hotel Fairmont, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.
Sebagai ekonom, ia yakin bahwa kondisi ini menjadi pertimbangan bagi Presiden dalam mengambil keputusan. "Kami para ekonom duduk bersama ingin memberikan saran kepada bapak Presiden," tuturnya di hadapan Presiden Joko Widodo.
Ia melanjutkan, ekonomi Indonesia saat ini terus bergerak ke sektor Industri. Namun, pertumbuhan industri masih lambat. Artinya, tidak meningkat secara cepat sesuai dengan yang diharapkan.
"Sekarang, industri kita relatif mundur, atau tumbuh 3-4 persen saja. Peranan dalam PDB (Produk Domestik Bruto) turun dari 30 persen menjadi 21 persen. Karena itu, setelah Presiden blusukan ke proyek infrastruktur, kami memberikan sumbang saran untuk datang ke pusat industri, menanyakan kepada mereka bagaimana pasar dan teknologinya," ujar dia. (asp)