Ajak Remaja Lawan Korupsi Lewat Teater Musikal Raksasa

Konfrensi Pers Teater Musikal Raksasa
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Rintan Puspitasari

VIVA.co.id – Maraknya kejadian korupsi di Indonesia seolah tidak hanya terjadi dalam skala besar. Mencontek saat sedang ujian juga bisa disebut sebagai cara belajar untuk berbuat curang. Satu hal yang mungkin tidak disadari orangtua, masalah ini bisa memberikan efek pada anak setelah dewasa.

Sadar bahwa apa yang mereka lakukan seperti Operasi Tangkap Tangan, penindakan ataupun upaya berdimensi hukum lainnya tidak akan berdampak banyak tanpa dilandasi pemahaman. Maka, Komisi Pemberantasan Korupsi merasa perlu melakukan sebuah gerakan sosial.

Gerakan sosial pemberantasan korupsi merupakan kebangkitan masyarakat untuk bersama mengoreksi kondisi diri, untuk hidup lebih baik, yang pada tujuan akhirnya akan memunculkan tatanan sosial baru yang bebas korupsi.

Salah satu cara yang diambil oleh KPK kali ini adalah dengan bekerjasama dengan komunitas Jendela Ide--sebuah komunitas nirlaba yang menjadi wadah aktivitas anak dan remaja.

"Beruntungnya kita ketemu dengan Jendela Ide. Nilai integritas itu dibuat tool dari knowledge jadi skill.

Baik orangtua, pemain, sutradara belajar terkait nilai anti korupsi. Dari knowledge menjadi nilai-nilai anti korupsi," kata Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Sujarnako dalam media briefing teater Musikal Raksasa, di Thamrin, Jakarta Pusat, 5 Desember 2016.

Cita-cita KPK untuk menanamkan nilai integritas pada anak-anak dan remaja sejalan dengan apa yang dicitakan oleh Jendela Ide.

"Bagaimana kita, perjuangan komunitas seni, budaya. Siapa yang mau bersama kita membangun sesuatu di seni budaya, ada persoalan nilai, KPK juga ada keinginan menyebarkan nilai. Di situlah kesamaan kami," kata Marintan Sirait, sutradara teater Musikal Raksasa yang juga dari Jendela Ide.

Jendela Ide yang biasanya menggunakan kearifan lokal, kali ini menyuguhkan sebuah pertunjukan musikal yang dibuat oleh anak-anak, dari kostum, hingga musik. Dengan tetap mempertahankan sentuhan musik lokal seperti dari bumi Parahyangan dan ranah Minang.

Melalui Teater Musikal Raksasa, yang akan dipentaskan pada 22 hingga 23 Desember di Taman Ismail Marzuki, diharapkan tidak hanya anak-anak, kru, penonton tapi juga masyarakat luas akan bisa mengajarkan pada anak-anaknya tentang nilai luhur, integritas untuk melawan korupsi.