Ajang Berbakat Ini Ajak Masyarakat Dunia Jadi Biduan Populer

Ilustrasi Menyanyi
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Aplikasi kontes musik yang dipersembahkan oleh Tulwe Inc, siap mengajak masyarakat dari seluruh dunia untuk berkompetisi menjadi penyanyi terkenal. Nanti, jika menang, sang penyanyi yang terpilih akan mendapatkan nilai kontrak senilai US$ 1 juta.

Sampai pada 1 Februari 2017, Tulwe Inc akan fokus melakukan perjalanan keliling dunia mencari penyanyi berbakat.

Diutarakan oleh Dr. Anthony Karim Adam, CEO, sekaligus salah satu perintis Tulwe Inc, tujuan utama dari aplikasi tersebut adalah memberikan kesempatan bagi siapa pun, dari mana pun untuk menunjukkan bakat bernyanyi mereka kepada dunia.

Siapa saja yang memiliki bakat bernyanyi, tidak peduli dari Bali, Papua, Bangkok, Bangalore, atau, bahkan dusun terpencil di Kenya, bisa berpartisipasi dengan merekam dan mengunggah video mereka yang sedang bernyanyi ke platform Tulwe.

"Video yang terunggah, kemudian akan melewati proses pemungutan suara dari penonton seluruh dunia. Secara keseluruhan, bisa dikatakan bahwa Tulwe berusaha untuk membawa proses audisi dan pencarian bakat musik ke pintu depan setiap orang yang memiliki smartphone," ujar pria yang akrab disapa Adam itu melalui keterangan tertulis kepada VIVA.co.id, Senin 5 Desember 2016.

Adam tak menampik ajang kontes menyanyi yang digelarnya seperti mirip American Idol maupun X Factor yang sudah mendunia sebelumnya.

“Kami suka menonton aspek drama, penilaian, dan kompetisi antara para peserta. Kami selalu ingin peserta favorit kami maju ke babak selanjutnya,” kata Adam.

Terinspirasi dari apa yang ditonton, Adam dan rekan-rekan Tulwe memutuskan kalau mereka juga ingin memberdayakan orang-orang dengan memberikan mereka kesempatan untuk didengarkan, tanpa mempedulikan tempat di mana mereka berada.

Adam menjelaskan, terkadang terdapat peserta berbakat yang perlu menempuh perjalanan yang jauh hanya untuk mengikuti audisi. Namun, tidak jarang juga yang hadir mengikuti audisi, tetapi tidak memiliki bakat sama sekali.

“Jika peserta buruk saja bisa mengikuti audisi, mengapa kita tidak menyediakan kesempatan yang sama bagi orang-orang daerah kecil yang berbakat, namun tidak mempunyai modal untuk berangkat ke kota-kota besar?” ujar Adam. (asp)