Rilis Trailer, Mengejar Embun ke Eropa Tayang 15 Desember

Rizky Hanggono
Sumber :
  • Dok.Youtube film Mengejar Embun ke Eropa

VIVA.co.id – Satu lagi film nasional akan hadir di pertengahan bulan Desember ini. Film berjudul “Mengejar Embun ke Eropa” pun resmi luncurkan trailer singkat durasi 2 menit di jejaring sosial Youtube.

Trailer itu memperlihatkan sedikit perjalanan film yang memakan waktu 90 menit lebih nantinya. Film Mengejar Embun ke Eropa sendiri dibintangi oleh Rizky Hanggono, Putri Ayudya, Roberta Salzano, Irma Magara dan masih banyak artis lainnya.

Film itu sendiri di bawah naungan rumah produksiPT Alam Media Puskat Picture. Diproduseri oleh Pudentia MPSS dan Jabati Bangun, serta Prof DR. Ir Usman Rianse sebagai Executive Produser.

Film ini menceritakan perjuangan seseorang dalam usahanya memperbaiki etos kerja para dosen dan memberantas manipulasi nilai yang terjadi dalam sebuah kampus di Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari.

Bercerita tentang Prof. Dr.Ir. Puro, M.S yang diperankan Rizky Hanggono sebagai mantan  Kepala Jurusan Sosial Ekonomi yang dicopot jabatannya karena terus menerus melawan anarkisme di dalam kampus, konflik berbau SARA, kebersihan lingkungan, dan pihak eksternal kampus yang memaksa meminta proyek. Pada intinya, Prof. Dr. Ir. Puro, M.S, berusaha memperbaiki perfoma kampus sebagai center pendidikan karena selama ini kampus dikuasai oleh mentalitas preman.

Film ini mengambil lokasi di Kendari dan Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, serta beberapa kota di Italia dan  Belanda. Film  Mengejar Embun ke Eropa akan resmi tayang di seluruh bioskop di Tanah Air pada 15 Desember mendatang.

Dan pulau Muna menjadi awal cerita dalam film ini. Anak-anak Pulau Muna yang tinggal di daerah krisis air, mengawali kehidupannya dengan mandi embun sebelum pergi ke sekolah. Puro adalah salah satu anak laki-laki Muna yang masa kecilnya hanya bisa mandi kalau ada air embun. Demikian juga Ani anak perempuan Muna yang juga mengalami mandi embun. Mereka berlarian di antara tanaman singkong untuk mendapatkan embun pagi.  Mereka adalah anak-anak para peladang yang hidupnya sederhana.

Saat dewasa, dalam suatu acara tarian adat perayaan syukuran mereka bertemu. Cinta mereka akhirnya berpadu dalam sebuah pernikahan. Sebuah keluarga yang harmonis penuh kemesraan.

Nasib mengantarkan Puro menuju Eropa. Di Roma, Vatikan, Padua, Napoly, Pompeii, dan Leiden, selain menemukan kekayaan budaya yang indah, Ir.Puro, M.S juga bertemu Roberta gadis Belanda yang cantik. Namun Ir.Puro,M.S tetap menjaga kesetiaan pada  Dra. Ani istrinya yang tinggal di Kendari.

Sepulang dari Eropa, Ir Puro, M.S bekerja di Universitas Delapan Penjuru Angin (UDPA) Kendari. Namun, usaha memperbaiki etos kerja para dosen dan memberantas manipulasi nilai berujung pada pencopotan jabatan Kepala Jurusan Sosial Ekonomi. Walau begitu, loyalitas dan dedikasi Ir.Puro, M.S kepada UDPA dan atasan tidak pernah surut.

Tanggungjawab Prof. Dr.Ir. Puro, M.S menjadi semakin berat ketika jabatan rektor dipikulnya. Kampus ini sempat menonjol sebagai  kampus tukang  demo. Perlawanan terhadap premanisme di kampus akhirnya dilakukan dengan melibatkan seluruh potensi kampus serta membangun jaringan dengan pihak luar.

Pada akhirnya, perubahan demi perubahan terjadi, dan kesuksesan SDM di Kampus UDPA mengingatkan kembali pada kebiasaan mandi dengan cara mengejar embun di dedaunan pagi hari.

(ren)