Pentingnya Menanamkan Toleransi pada Anak

Ilustrasi kakak beradik.
Sumber :
  • Pixabay/HaiRobe

VIVA.co.id – Sebagai warga negara Indonesia yang dikelilingi dengan keberagaman suku, etnis, bahkan agama, sangat penting bagi kita untuk menanamkan toleransi dan menghargai perbedaan sejak dini.

Psikolog dan Direktur Akademik Cikal, Tari Sandjojo mengatakan, toleransi penting ditanamkan pada anak karena jika tidak tentu bisa dibayangkan apa yang terjadi, perang di mana-mana.

"Dunia ini global dan negara ini sangat plural, beragam suku, agama yang menunjukkan keragaman. Maka perlu mengajarkan perilaku toleran bahwa ada pandangan hidup yang berbeda," ujar Tari saat acara Joy Parenting di FX Sudirman, Jakarta, Selasa, 29 November.

Tari melanjutkan, jika anak tidak bisa mengembangkan toleransi, maka anak tidak akan bisa beradaptasi dengan perkembangan dunia dan tidak bisa memahami keberagaman.  Semua orang akan berkembang dengan karakter beda, kalau anak tidak bisa bertoleransi maka kita bisa bayangkan bagaimana masa depannya nanti.

Anak yang memiliki toleransi, dia akan melihat orang yang berbeda bukanlah lawannya, tapi kawan yang bisa diajak bekerja sama.

"Orangtua selalu takut kalau anak menjadi toleran dia jadi ikut arus dari orang berbeda itu. Ikut pandangan dari budaya yang berbeda padahal toleransi itu tidak boleh ditakuti karena sebetulnya anak memahami apa yang menjadi nilai dirinya," kata Tari.

Seperti pada anak usia empat tahun yang memang suka meniru lingkungannya. Misalnya, ketika pulang anak terlihat mengikuti cara berdoa keyakinan yang berbeda karena melihat temannya. Tidak perlu langsung marah, tapi yang terpenting, saran Tari, orangtua bisa menjelaskan pada anak.

Selain itu, peran guru dan orangtua adalah tidak membatasi pergaulan anak. Perkenalkan anak sesering mungkin dengan keberagaman yang banyak.

"Kalau sekolahnya basis agama, selau beri eksposur pada situasi yang berbeda misalnya lewat program liburan. Berikan kegiatan luar sekolah yang memang memberikan pandangan pada anak tentang keberagaman, bahwa tidak ada yang sama di dunia.”

(mus)