Susi Ajak Norwegia dan Denmark Bangun 24 Pelabuhan di RI
- ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
VIVA.co.id – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, mengatakan, pemerintah terus mendorong investasi Denmark dan Norwegia di Indonesia. Selain di bidang pengolahan perikanan, pemerintah juga membuka kesempatan bagi kedua negara tersebut berinvestasi di 24 pelabuhan yang sedang dikembangkan pemerintah.
"Pemerintah juga ingin membangun 24 pelabuhan. Saya mau mengajak Norwegia dan Denmark juga. Tidak hanya didominasi oleh China," kata Susi di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin 28 November 2016.
Susi mengatakan, dia juga berharap ke depannya integrasi antara pelabuhan dan kargo serta bandara akan semakin kuat. Tujuannya tak lain adalah untuk menghemat biaya yang terbilang tinggi.
"Saat ini, pelabuhan perikanan dan kargo sekitar 300 kilometer jaraknya satu sama lain, dengan airport juga. Ini membuat cost (biaya) yang tinggi. Ini yang membuat kita tidak kompetitif dan sulit bersaing," kata Susi.
Ia memuji kehebatan Suku Viking yang berasal dari Norwegia dan Denmark, karena mampu membangun pelabuhan yang terintegrasi. "Anda harus tunjukkan kepada kami bagaimana kehebatan Viking dalam membangun pelabuhan yang terintegrasi," tutur Susi.
Untuk itu, Susi melanjutkan, Presiden menginginkan pembangunan pelabuhan perikanan dan kargo yang lebih banyak. Hal itu untuk mempermudah arus logistik sebagaimana program tol laut Presiden Jokowi.
"Seperti diketahui, kita akan punya akses ke Darwin (Australia) langsung dari Merauke, Kupang, Timika. Kita juga akan punya koneksi langsung antara NTT dan Timor Leste. Dan juga dari Biak dan Morotai ke Paolo," kata dia.
Bos Susi Air itu menambahkan bahwa Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi memiliki tugas untuk mendukung maskapai besar seperti Garuda Indonesia melakukan penerbangan langsung ke beberapa wilayah tertentu. PT Pelni juga didorong dapat mengembangkan pelayarannya demi mendukung program tol laut tersebut.
"Ini juga kesempatan yang baik untuk semua shipping player, airline player untuk melihat peluang bisnis ini. Karena di timur Indonesia, daging ayam harganya US$15 atau minimal US$12. Padahal, Anda bisa beli di Darwin dan membawa itu ke NTT atau Papua, di mana itu bisa short for US$2-3. Itu bagus sekali," tutur Susi.