HM Sampoerna Lebih Takut Jokowi Effect Ketimbang Trump
- Antara/ Reno Esnir
VIVA.co.id – Hasil pemilihan Presiden Amerika Serikatdimenangkan Donald Trump membuat kecewa sebagian masyarakat dunia. Perekonomian global sempat bergejolak lantaran investor menganggap Trump sebagai sentimen negatif bagi dunia usaha dan investasi.
Namun pandangan lain dilontarkan mantan Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) Paul Jenelle. Ia mengatakan bisnis anak usaha dari Philip Morris International Inc (PMI) ini tidak terlalu mengkhawatirkan isu Trump Effect. Sebab seluruh kinerja bisnis perseroan murni berbasis di dalam negeri.
"Untuk bisnis Sampoerna, karena bisnis kami di dalam negeri. Kita produksi di Pulau Jawa, membeli tembakau dan cengkeh dari Indonesia. Menjual rokok juga di Indonesia, jadi tidak pengaruh," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat, 18 November 2016.
Paul mengakui sentimen dari hasil Pilpres AS cukup membuat gempar perekonomian global. Lantaran nilai tukar dolar AS menguat terhadap banyak mata uang dunia yang disebabkan semakin kuatnya sinyal Bank Sentral AS alias The Fed menaikkan suku bunganya karena kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan oleh Trump.
Akan tetapi, Paul kembali menegaskan hal itu sama sekali tidak mempengaruhi bisnis HM Sampoerna. Dia malah bergurau HM Sampoerna lebih terpengaruh jika ada Jokowi Effect.
"Karena kita murni di Indonesia ya kita kenanya Jokowi Effect. Jadi bagi saya mungkin di dunia ada masalah dengan dolar tapi bisnis Sampoera murni dengan rupiah," tuturnya.
Sekadar informasi, Paul hari ini telah resmi mengundurkan diri dari posisinya sebagai Presiden Direktur HM Sampoerna dan digantikan oleh Mindaugas Trumpaitis. Paul saat ini memegang posisi sebagai manajemen senior di induk perusahaan PMI.