Penyebab Lambatnya Proyek Listrik 35 Ribu MW

Megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sirih, Padang
Sumber :
  • Antara/ Iggoy el Fitra

VIVA.co.id – Pembangunan proyek listrik 35 ribu megawatt diperkirakan tidak akan mencapai target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Pada 2019 mendatang, hanya ada 19 ribu MW pembangkit yang bisa beroperasi di berbagai wilayah Indonesia.
 
Deputi Bidang Koordinasi Percepatan Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Wahyu Utomo menjelaskan, masalah utama dari percepatan pembangunan proyek tersebut tidak mencapai target.
 
Menurut Wahyu, ada dua masalah utama yang mendasari lambannya realisasi proyek tersebut. Pertama, dari sisi tata ruang. Ia mengatakan, ada beberapa pembangkit listrik yang sampai saat ini belum mendapatkan lokasi pembangunan yang ideal.
 
"Kami minta dengan teman-teman ATR (agraria dan tata ruang), tolong dimasukkan tata ruangnya, karena ada proyek yang belum masuk tata ruang," ujar Wahyu, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 17 November 2016.
 
Persoalan kedua, lanjut Wahyu, dari sisi ketersediaan modal. Menurutnya, dana yang dialokasikan ke dalam Lembaga Manajemen Aset Negara untuk membantu dalam membebaskan lahan sejumlah proyek, termasuk proyek listrik, masih relatif rendah.
 
"LMAN tahun depan itu Rp20 triliun. Untuk jalan tol saja itu butuhnya Rp27 triliun. Belum sektor yang lain, belum bandara, dan segala macamnya. Belum lagi proyek di Timur yang diminta untuk diperhatikan, saya kira masih kurang," katanya.
 
Maka dari itu, apa yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana meyakinkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, untuk meningkatkan alokasi LMAN dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan tahun depan. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi para pemangku kepentingan terkait.
 
"Karena keuangan pasti akan bertanya, progresnya dahulu. Mudah-mudahan tahun ini benar-benar bisa terserap. Mungkin akan lebih senang mengalokasikan tambahan (dana)," ujarnya.