Penuhi Kebutuhan Fesyen, Pengajar 100 SMK Ikut Pelatihan

Workshop Pendidikan dan Pelatihan Tata Busana Menuju SMK Go Asia di Kudus
Sumber :
  • Viva.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Pertumbuhan industri fesyen Indonesia terus meningkat seiring target Indonesia untuk menjadi sentra fesyen Muslim global pada tahun 2020. Sejalan dengan hal tersebut, industri pendidikan di bidang fesyen khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merasa tertantang dan ingin meningkatkan keahlian tata busana untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Demi mendukung hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia melalui Direktorat Pembinaan SMK kembali menghadirkan workshop untuk para pengajar dari 100 SMK yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bertema Workshop Pendidikan dan Pelatihan Tata Busana Menuju SMK Go Asia, acara ini didukung oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Ditali Cipta Kreatif.

"Saat ini dunia fesyen tengah berkembang, cukup dinamis, hampir mendekati perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi. Saya melihat SMK jarang disentuh begitu juga guru yang produktif, jadi hadirnya workshop ini dapat menjadi solusi bahwa SMK bisa bersaing dan melahirkan lulusan terampil," ujar Arie Wibowo Khurniawan, selaku Kasubdit Program dan Evaluasi Direktorat Pembinaan SMK saat ditemui di Kudus, Jawa Tengah, Rabu, 16 November 2016.

Sementara itu, workshop ini juga menghadirkan sejumlah narasumber dan mentor yang merupakan para praktisi berpengalaman di industri fesyen. Beberapa desainer tersebut, seperti Ali Charisma, Deden Siswanto, Dina Midiani, Lisa Fitria, Sofie dan Taruna K. Kusmayadi.

Workshop ini akan berlangsung mulai 16-18 November 2016, dan akan memberikan ragam materi, antara lain pengenalan basic design dan style, pengembangan konsep dan desain, Indonesia Tren Forecasting serta praktek dalam menyusun koleksi rancangan.

Adapun program ini diharapkan dapat menjadi satu langkah strategis untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik di bidang tata busana. "Selain itu, juga meningkatkan inovasi dan kreativitas pendidikan yang selaras dengan kebutuhan industri fesyen," ujarnya.

(mus)