Penguatan Rupiah Diperkirakan Akan Berlanjut
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mulai bangkit dari sentimen Trump effect, di saat pasar saham masih terjebak di zona merah. Perdagangan rupiah hari ini diperkirakan akan melanjutkan penguatan setelah kemarin berhasil ditutup di zona hijau.
Analis Teknikal Bahana Securities, Muhammad Wafi mengatakan, perdagangan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.350 hingga Rp13.400 per dolar AS.
“Hari ini, rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp13.350-Rp13.400, dengan kecenderungan menguat,” kata Wafi dalam risetnya, Selasa, 15 November 2016.
Meskipun diperkirakan akan melanjutkan penguatannya, Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, memandang potensi pelemahan rupiah masih ada dalam jangka pendek atau hingga pertemuan the Fed pada Desember 2016.
"Hal itu sudah cukup untuk memicu pelemahan rupiah dan IHSG, yang tertular oleh pelemahan tajam harga SUN (surat utang negara) yang hampir 40 persen kepemilikannya dikuasai oleh investor asing," tuturnya.
Menurutnya, tekanan pelemahan terhadap rupiah berpeluang bertahan dalam jangka pendek, setidaknya hingga rapat The Fed akhir tahun 2016 mendatang. Walaupun ruang pelemahan bisa terbantu dengan kehadiran Bank Indonesia di pasar valas dan SUN yang saat ini dibekali oleh US$115,7 miliar cadangan devisa.
Sedangkan dalam jangka menengah, ia melihat membaiknya indikator fundamental, seperti defisit neraca transaksi berjalan, inflasi, serta prospek perbaikan defisit fiskal akan menjaga tren penguatan rupiah.
"Fokus akan perlahan beralih ke data perdagangan Indonesia yang datang Selasa siang, serta BI 7 day repo rate yang diumumkan Kamis, di mana diperkirakan tidak berubah," tuturnya.