Teknologi Nuklir Bisa Basmi Nyamuk Aedes Aegypti

teknologi Batan untuk basmi nyamuk Aedes aegyti
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mitra Angelia

VIVA.co.id – Badan Teknologi Nuklir Nasional mengembangkan pemanfaatan teknologi nuklir untuk mematikan nyamuk Aedes aegypti, nyamuk yang membawa bibit virus demam berdarah dan virus zika. 

Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, teknik yang dikembangkan institusi nuklir itu adalah memandulkan nyamuk Aedes jantan dengan menggunakan sinar gamma. Batan menyebutkan, teknik ini sebagai Teknik Serangga Mandul (TSM).

"Tujuan dari teknik ini adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk dengan menyebarkan nyamuk jantan pada habitatnya. Meskipun terjadi perkawinan antara nyamuk jantan dan betina, tapi dari perkawinan tersebut tidak akan terjadi pembuahan," ujar Djarot dalam paparannya di Gedung Batan, Pasar Jumat, Senin 7 November 2016.

Djarot mengatakan, TSM merupakan pemanfaatan teknologi nuklir yang sudah lebih dari 50 tahun dipakai di seluruh dunia. Awalnya teknik ini digunakan untuk melawan lalat buah, ngengat dan serangga pengganggu lainnya. 

"Teknologi ini kemudian dikembangkan oleh Badan Tenaga Atom Internasional untuk melawan penyakit berbasis virus yang dibawa nyamuk. Indonesia bersama Italia, China, dan Mauritius dijadikan pionir untuk program ini," kata Djarot. 

Peneliti Laboratorium Entomologi Batan, Ali Rahayu mengatakan, dalam prosesnya, nyamuk jantan yang telah diradiasi sinar gamma dilepaskan di rumah-rumah mengingat nyamuk Aedes aegepty habitatnya di dalam rumah. "Satu rumah kita lepaskan 50 ekor nyamuk," kata dia. 

Kemudian, Batan tinggal menunggu perkawinan jantan dan betina. Menariknya, Batan menemukan fenomena baru, ternyata nyamuk jantan sangat agresif, yang menghampiri nyamuk betina untuk dikawini. 

Ali memaparkan, efektivitas penurunan populasi bisa mencapai 96,35 persen pada penyebaran nyamuk jantan. Penurunan itu terjadi pada pekan ke empat dan jika diteruskan pada bulan ketujuh, maka dapat menahan munculnya kasus baru. Pada bulan ketujuh itu, juga dapat menghilangkan keberadaan virus dengan analisis pada tubuh nyamuk setelah pelepasan kedua. 

Batan melalui Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR)  sudah meneliti TSM sejak 2005. Pada 2011 sampai dengan 2015, Batan telah mengaplikasikan teknik tersebut di wilayah Jakarta, Salatiga, Tangerang dan Bangka Barat.