Minat Investasi Tak Terpengaruh Aksi Demo 4 November

Unjuk rasa anti-Ahok
Sumber :
  • VIVA.co.id/Danar Dono
VIVA.co.id
- Ribuan masa yang tergabung dalam beberapa organisasi Islam melakukan aksi ujuk rasa di beberapa titik strategis di Ibu kota hari ini, Jumat 4 November 2016. Kegiatan itu dikhawatirkan akan memberikan sentimen negatif terhadap perekonomian nasional, khususnya iklim berbisnis di Indonesia.
 
Menanggapi hal tersebut, Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat berbincang dengan VIVA.co.id menegaskan, demonstrasi terkait dugaan penistaan agama oleh Calon Petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama itu, alias Ahok, tidak akan menggangu perekonomian Indonesia secara utuh.   

"(Demo) ini bisa dibilang volatilitas. Tetapi, tetap pada fundamental. Kalau rupiah fundamentalnya Rp13.100 (per dolar Amerika Serikat), maka dia akan tetap di situ. Tidak akan berubah jauh," jelas Josua.
 
Josua pun meyakini, aksi unjuk rasa itu sama sekali tidak akan menganggu minat para investor untuk berbisnis di Indonesia. Apalagi, otoritas investasi menunjukkan data yang cukup menggembirakan mengenai realisasi investasi di kuartal III-2016.
 
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi pada kuartal III-2016 mencapai Rp155,3 triliun, atau meningkat 10,7 persen dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yaitu Rp140,3 triliun.
 
Menurutnya, apabila memang aksi unjuk rasa tersebut bakal memengaruhi perekonomian, maka sifatnya pun hanya temporer. Perekonomian Indonesia pun akan kembali kepada fundamentalnya.
 
"Kita masih punya repatriasi. Kira-kira masih ada Rp100 triliun yang diharapkan masuk. Itu bisa memperkuat cadangan devisa, sehingga rupiah bisa semakin stabil hingga akhir tahun," ungkap dia.
 
Menurut Josua, faktor ekonomi global masih lebih dominanan memberikan pengaruh terhadap beberapa indikator perekonomian nasional. Situasi ini pun tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, namun berbagai negara lain.
 
"Hampir semua penutupan bursa saham global itu negatif. Rupiah kemarin ditutup melemah. Bisa saja dikatakan, karena faktor itu (aksi). Tetapi, rupiah melemah bersama mata uang lainnya," kata Josua. (asp)