XL Siap Bangun Indonesia Jika Interkoneksi Turun
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Revisi biaya interkoneksi sampai saat ini masih ditunda. Banyak pihak yang menganggap jika penurunan tersebut akan semakin membuat malas operator lain untuk membangun Indonesia, terutama membangun jaringan telekomunikasi ke wilayah Indonesia yang belum terjamah telekomunikasi.
Namun isu ini dibantah oleh XL Axiata. Menurut mereka, pihaknya tidak akan berhenti membangun. Bahkan investasi yang telah disiapkan mencapai triliunan rupiah lewat Capex yang telah ditetapkan XL.
"Paling tidak kami telah menanamkan investasi sampai Rp8 triliun Capex untuk bangun jaringan data, termasuk optik. Alasan yang menyebut kami tidak akan bangun jaringan jika interkoneksi turun adalah tidak relevan. Interkoneksi tidak relevan dikaitkan dengan jaringan," ujar CEO XL Axiata, Dian Siswarini, ditemui di Grha XL Jakarta, Rabu, 2 November 2016.
Menurut Dian, pihaknya telah membangun jaringan di Indonesia hingga mencakup lebih dari 90 persen penetrasi. Selain membangun jaringan, mereka juga memberikan benefit lain untuk pembangunan di wilayah lain.
Salah satu benefit adalah menyediakan fasilitas mobile broadband untuk sekolah-sekolah di Indonesia. Fasilitas MBB ini ditargetkan akan digulirkan ke 1.000 sekolah di Tanah Air.
"Untuk fasilitas MBB ini merupakan komitmen Corporate Social Responsibility (CSR) kami. Invetasinya total Rp1,5 miliar untuk 1.000 sekolah. Tahap awal kami sebar ke 50 sekolah terlebih dahulu," kata Dian.
XL membantu pengadaan fasilitas MBB kepada masyarakat melalui sekolah-sekolah dengan harapan dapat sekaligus mendukung upaya menanamkan kesadaran kepada siswa sejak usia dini untuk memanfaatkan layanan internet bagi tujuan positif. Dalam program ini XL mendapatkan dukungan dari para mitra bisnis, yaitu Buana Group, Alita Praya Mitra, GSPE (Graha Sumber Prima Elektronik), PT Packet System Indonesia, Cisco, Tower Watson, Huawei, PT Lintas Indonesia, dan PT Persada Soka.
"Para mitra tersebut memiliki visi yang sama dengan XL dalam memandang perlunya adopsi internet cepat bagi masyarakat untuk bisa memanfaatkan peluang di era digital. Kami berharap, semakin banyak mitra bisnis yang bergabung dalam Program Menuju 1.000 Sekolah Broadband di tahun depan," katanya menambahkan.
Sebanyak 50 sekolah di 25 kota yang mendapatkan penyediaan fasilitas internet cepat ini. Agar pemanfaatan MBB lebih mudah untuk dipraktekkan, XL juga menyertakan bantuan berupa perangkat pendukung dalam bentuk laptop ke setiap sekolah penerima manfaat layanan MBB. Total ada 105 unit laptop yang disiapkan, dimana setiap sekolah mendapatkan 3 unit. Pemilihan sekolah berdasarkan pada penilaian yang dilakukan oleh tim XL di setiap daerah, yang merupakan wilayah di lima kantor regional XL.
"Karena layanan MBB hanya bisa diakses di jaringan 4G, maka sekolah-sekolah penerima manfaat layanan MBB untuk sementara hanya yang berada di kota-kota yang sudah terjangkau layanan XL 4G LTE."
Hingga saat ini, sudah ada 88 kota berjaringan 4G LTE XL dan akan terus bertambah dalam waktu cepat. Jaringan untuk 4G LTE milik XL juga memiliki kapasitas yang besar, yaitu 15 Mhz, yang akan sangat leluasa untuk mendukung layanan internet dengan kecepatan dan kestabilan koneksi yang maksimal. Layanan mobile broadband ini mampu menghadirkan kecepatan akses internet hingga 150 Mbps. Selain itu, dengan spesifikasi teknis yang unggul, perangkat mampu menangkap sinyal 4G LTE di dalam ruangan secara kuat.
(mus)