Sentimen Positif Dalam Negeri Bikin Rupiah Stabil
- Shutterstock
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diharapkan akan stabil setelah mampu berbalik menguat di akhir pekan lalu. Penguatan rupiah ini terjadi di tengah pelemahan mata uang Asia Tenggara lainnya terhadap dolar AS.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pergerakan rupiah yang anomali tersebut disebabkan oleh adanya pandangan para pelaku pasar, yang menilai inflasi Indonesia pada Oktober diperkirakan stabil.
"Diikuti oleh perbaikan data-data lainnya, serta ekspektasi akan progres pembangunan infrastruktur di Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin, 17 Oktober 2016.
Dia meramalkan, rupiah hari ini akan cenderung bergerak menguji level batas atas di area Rp12.996 dan batas bawah di area Rp13.057 per dolar AS.
Selain itu Reza juga mengungkapkan, membaiknya data inflasi dan harga konsumen China memberikan kesempatan bagi laju mata uang yuan untuk menguat, dan mengimbangi laju dolar AS, sehingga membuat laju dolar tak berdaya terhadap mayoritas mata uang dunia lainnya.
"Di mana hanya poundsterling dan yen yang mengalami pelemahan," tuturnya.
Sentimen lain berasal dari imbas pelemahan data ekspor-impor China sebelumnya terhadap proyeksi kenaikan suku bunga The Fed (Bank Sentral AS), yang kemungkinan akan tertunda. Pelemahan data ekonomi China dikhawatirkan akan berimbas negatif pada perekonomian AS sehingga turut membuat laju dolar AS terhambat.
"Sementara itu, dirilisnya data inflasi China membuat pelaku pasar mulai kembali melakukan aksi beli terhadap mata uang dunia khususnya di benua Asia," ujarnya.