Cukai Rokok Naik, DPR Merasa Tak Dilibatkan

Ilustrasi/Kegiatan Produksi Rokok
Sumber :

VIVA.co.id – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI bidang Industri dan Pembangunan, Agus Hermanto, memandang, keputusan pemerintah menaikkan tarif cukai rokok, yang disusul dengan rencana menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN) hasil tembakau pada 2017, hanya didasari kepentingan mengejar pemasukan dari cukai untuk memperbaiki APBN.
 
Menurut Agus, pemerintah seharusnya juga memikirkan dampak para petani tembakau dari kenaikan harga cukai rokok yang telah ditetapkan di kisaran angka terendah 10,54 persen dan tertinggi 13,46 persen.

”Memang akan ada perbaikan pada APBN, karena uang kita bertambah dari pendapatan cukai. Tetapi pemerintah juga harus memikirkan dampak negatifnya, terutama berkaitan dengan nasib para petani tembakau dan industri rokok dalam negeri,” kata dia dalam keterangan resmi, Sabtu, 15 Oktober 2016.
 
Agus mencemaskan, akan semakin banyak industri yang gulung tikar, bahkan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri rokok yang berdampak semakin banyak petani tembakau yang beralih profesi. Padahal, kenaikan harga cukai seharusnya membawa perbaikan terhadap petani tembakau. Bukan malah sebaliknya.

”Misalkan dengan memberikan subsidi pupuk dan bibit tembakau. Selain itu, harga jual tembakau di tingkat petani juga harus tinggi, sehingga menguntungkan mereka,” ujarnya.
 
Secara khusus, Agus menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan buru-buru menaikkan cukai tanpa berkonsultasi dengan DPR. ”Pemerintah mestinya tidak sepihak memutuskan menaikkan cukai, tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan DPR,” tuturnya.
 
Terkait kenaikan cukai, menurut dia, sampai saat ini DPR belum memberikan keputusan final, karena masih harus dibahas dalam rapat paripurna. Namun, pemerintah seolah abai dan tidak memperhatikan proses yang berlangsung di DPR.
 
”Sangat baik jika masalah ini dibicarakan dulu dengan serius, karena berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Yang pasti, kalau harga rokok mahal, konsumennya akan berkurang, sedangkan petani masih menanam tembakau. Petani tentu berharap harga jual tembakau membaik, agar kesejahteraan mereka juga semakin baik,” ujarnya.