Arti Batik Bagi Era Soekamto

Koleksi batik di The Spectrum of Batik
Sumber :
  • Viva.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Perkembangan batik belakangan ini memang cukup memuaskan. Kain batik telah menunjukkan eksistensinya dengan ragamnya yang menarik.

Batik erat dikaitkan dengan kebudayaan etnis Jawa, bahkan sudah dikenal semenjak zaman Raden Wijaya pada masa kerajaan Majapahit. Setelah akhir abad XVIII, batik mulai meluas menjadi milik rakyat Indonesia.

"Batik itu sejarahnya memang dari Jawa. Enggak bisa dimungkiri motif-motif dalam batik itu kronogram, yaitu memiliki pesan khusus buat peradaban ini. Hanya saja euphorianya banyak daerah yang membuat batik, sebenarnya itu enggak masalah, hanya tidak perlu disebut batik bila prosesnya di-print," ujar Era Soekamto selaku desainer batik kepada VIVA.co.id saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu, 5 Oktober 2016.

Dia menambahkan bahwa batik yang sesungguhnya memiliki proses teknik membatik dengan menggunakan canting dan mengandung pesan.

"Jadi batik itu ada dua macam, yakni teknik membatik dengan menggunakan canting, baik itu cap maupun tulis. Yang kedua, memiliki pesan atau arti di balik motif dan motif yang asli itu memiliki konsidental," katanya.

Sementara itu, batik sendiri awalnya dibuat dengan menggunakan kain mori. Kemudian dewasa ini batik dibuat juga dari bahan-bahan lainnya, misalnya sutera, rayon atau poliester.

Dan dalam memeringati Hari Batik Nasional dan Ulang Tahun Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ke-30, digelar The Spectrum of Batik. Acara yang berlangsung di pusat perbelanjaan Senayan City ini mengangkat simbol keberagaman batik dari setiap desainer anggota IPMI.

Sedikitnya 23 desainer memamerkan satu koleksi batik dengan menggunakan tata cahaya yang sangat dramatis menggunakan fiber optic. Tata cahaya yang diciptakan dibuat sedemikian rupa seolah menggambarkan ide yang datang dari Sang Pencipta melalui sebuah karya.

Sementara itu, keterkaitan  batik terhadap cahaya yang dimaksudkan adalah banyaknya arti dan filosofi batik yang bercerita tentang cahaya, sehingga terciptalah konsep ini. Beberapa desainer yang ikut serta dalam pameran ini, seperti Era Soekamto, Didi Budiardjo, Sebastian Gunawan, Ghea Panggabean, Choosy Latu dan Carmanita.