Sampah Antariksa Paling Berpeluang Jatuh di Area Ini
- Space
VIVA.co.id – Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan jatuhnya sampah antariksa ke Bumi tidak bisa dicegah. Sewaktu-waktu sampah antariksa bisa membahayakan jika menimpa manusia dan objek yang ada di Bumi.
“Sampah antariksa sama seperti sampah umumnya, berbahaya kalau kita atau objek milik kita terkena. Bahaya tumbukan dan bahaya materialnya. Tetapi karena Bumi hanya daerah tidak berpenghuni, bahayanya tidak terasa,” jelas Thomas kepada VIVA.co.id melalui pesan singkat, Jumat 30 September 2016.
Thomas menjelaskan, maksud daerah tidak berpenghuni yaitu sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari laut, hutan dan gurun, sementara daerah pemukiman lebih sempit.
“Probabilitas (jatuhnya sampah antariksa) lebih besar ke wilayah tidak berpenghuni, karena jauh lebih luas,” kata dia.
Meski sampah antariksa tidak bisa dicegah agar tidak jatuh ke Bumi, sampah tersebut bisa dipantau keberadaannya. Misalnya satelit aktif di luar angkasa punya sistem kendali, seperti Skylab dan Mir. Dengan sistem kendali tersebut, maka sampah antariksa masih bisa dikendalikan dan diarahkan.
Beberapa waktu lalu, di wilayah Sumenep, Madura, sampah antariksa menimpa rumah warga dan kandang sapi, beruntung tidak ada korban jiwa. Sementara kepemilikan benda misterius tersebut, telah diakui oleh SpaceX, perusahaan antariksa swasta di AS.
Menurut infomasi Lapan, ada lebih dari 17 ribu benda antariksa buatan mengorbit Bumi, sementara lebih dari 10 ribu dianggap sebagai sampah antariksa. Kategori sampah antariksa yaitu benda antariksa buatan yang sudah tidak operasional dan tidak terkontrol. Sampah antariksa terdiri atas bekas roket peluncur, satelit non aktif dan pecahannya.