Bumdes Diminta Fokus Kelola Satu Komoditas

Petani tembakau.
Sumber :
  • ANTARA/Saiful Bahri

VIVA.co.id – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (DPDT) dan Transmigrasi menekankan badan usaha milik desa (Bumdes) agar fokus mengelola satu komoditas, mulai dari hulu hingga hilir atau pengelolaan usaha pascapanen.

Dengan demikian, pengembangan program satu desa satu produk (one village one product / OVOP) bisa terlaksana dengan baik.

Menurut Menteri DPDT dan Transmigrasi, Eko Sandjojo, keberhasilan suatu desa akan menghasilkan suatu produk, maka akan menarik usaha lain seperti perbankan untuk memberikan kredit usaha, baik perorangan maupun Bumdes.

"Kuncinya itu fokus. Terapkan skala ukur usaha. Dengan model seperti ini saya yakin Bumdes bisa menjadi induk perusahaan (holding). Namun, ini harus diikuti dengan pelatihan manajemen, administrasi maupun pemasaran," kata Eko, melalui keterangan pers, Selasa, 27 September 2016.

Tak hanya itu, ia juga berpesan agar ego sektoral dihilangkan, karena menghambat produktivitas dan kemajuan suatu desa. Eko lalu mencontohkan Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Menurutnya, Ponorogo memiliki faktor pendukung untuk peningkatan usaha komoditas tertentu seperti jagung.

"Jika jagung yang diproduksi hanya seratus ton tidak mungkin akan dibangun mesin produksi pascapanen. Karena tidak ada kontinuitas produksi. Oleh sebab itu, saya sangat mengharapkan adanya kefokusan usaha, khususnya Bumdes," kata Eko.

Terlebih, lanjut dia, Kabupaten Ponorogo yang memiliki 281 desa dari 21 kecamatan ini, tentu tak hanya berharap dari dana desa. Namun, bukan hal yang mustahil dari 281 desa tersebut muncul beberapa desa yang mampu mengelola Bumdes dengan sangat baik.

(ren)