Penyebab Puing Roket Falcon 9 Jatuh ke Sumenep
- IST
VIVA.co.id – Benda asing yang jatuh di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Senin 26 September 2016, diduga kuat merupakan bagian dari roket Falcon 9. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan dari perkiraan waktu jatuhnya benda tersebut, berbarengan dengan bekas roket Falcon 9 yang melintasi Sumenep.
Thomas menuliskan, roket bekas Falcon 9 melintas pada pukul 09.21 WIB, sedangkan benda yang jatuh di Sumenep terjadi kemarin pada pukul 09.00-10.00 WIB.
Sementara analisis dari astronom amatir, Muh Ma'rufin Sudibyo mengungkapkan dari data yang didapatkan, pada Senin 26 September 2016 pukul 09.21 WIB, roket bekas itu melintas di atas Pulau Madura, yang memiliki katalog NORAD (North American Aerospace Defence Command) bernomor 41730.
"Identitasnya adalah Falcon 9 R/B (rocket body), yakni upperstage (tingkat kedua) roket Falcon 9 Full Thrust milik perusahaan inovatif SpaceX yang ditujukan untuk mengorbitkan satelit komunikasi JCSAT-16 (Jepang)," tulis Ma'rufin dalam blognya dikutip Selasa, 27 September 2016.
Tingkat kedua roket Falcon 9 itu memang telah sukses mengantarkan Satelit JCSAT-16 ke orbit geostasioner. Ma'rufin menjelaskan, usai menjalankan tugasnya, tingkat kedua Falcon 9 itu menjadi sampah antariksa dengan nomor 41730.
Dia mengatakan, sebenarnya roket bekas bernomor 41730 telah diprediksi akan jatuh kembali ke Bumi pada akhir bulan ini. Sejak selesai menempatkan satelit Jepang itu, roket bekas itu kecepatannya melambat akibat bergesekan dengan atmosfer Bumi.
Gesekan tersebut mengakibatkan orbit lonjong roket bekas itu berubah dinamis, yaitu titik terdekat ke paras Bumi (perigee) dan titik terjauh ke paras Bumi (apogee) roket bekas tersebut kian berkurang.
Ma’rufin mengatakan berdasarkan perhitungan dari astronom amatir, Josep Remis, menyebutkan roket bekas ini bakal jatuh pada 26 September 2016 pukul 09.10 WIB dengan catatan plus minus 4 jam.
Ma'rufin menuliskan, dari analisa dinamika orbit roket bekas tersebut, menunjukkan benda itu mengalami perubahan orbit cukup radikal sepanjang lima hari terakhir sebelum jatuh ke Bumi.
Dia menuliskan, pada 17 Agustus 2016, roket bekas tersebut punya orbit lonjong dengan perigee 184 kilometer dan apogee 35.912 kilometer, maka pada 20 September 2016, orbitnya berubah dramatis dari 96 kilometer (perigee) x 6448 kilometer (apogee).
"Dan lima hari kemudian orbitnya kembali berubah dramatis menjadi 105 kilometer (perigee) x 1145 kilometer (apogee)" tulis Ma'rufin.
Dinamika orbit tersebut membuat periode orbital roket bekas 41730 menjadi berkurang, dari 163 menit pada 20 September 3026 menjadi 97 menit lima hari kemudian. Dinamika itu, tulis Ma'rufin, menandakan roket bekas Falcon 9 akan segera jatuh ke Bumi.
"Dengan semua informasi tersebut, hampir dapat dipastikan bahwa peristiwa Sumenep merupakan akibat dari jatuhnya, atau tepatnya, kembali masuknya (re-entry) roket bekas bernomor 41730 yang adalah upperstage Falcon 9 Full Thrust penerbangan 28," kata dia.