Anggaran Cost Recovery Migas 2017 Ditetapkan US$10,4 Miliar

Plt Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Luhut Binsar Panjaitan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pelaksana Tugas Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Luhut Binsar Pandjaitan, siang ini rapat dengan Komisi VII DPR membahas asumsi-asumsi dasar sektor energi dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2017.

Luhut menyampaikan, penetapan anggaran penggantian biaya (cost recovery) operasi kegiatan hulu miyak dan gas bumi yang dibayarkan ke kontraktor kontrak kerja Sama (KKKS) menjadi US$10,4 miliar. Angka ini lebih rendah dari yang diusulkan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, yakni US$11,7 miliar.

Luhut mengakui, anggaran tersebut telah dikomunikasikan oleh SKK Migas dan Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo.

Luhut mengatakan, penetapan nilai cost recovery itu ditujukan untuk melakukan penghematan dan efisiensi di Kementerian ESDM. Meskipun SKK Migas awalnya sempat menolak, namun ia tetap menginginkan bahwa cost recovery harus US$10,4 miliar.

"Kami bicara panjang lebar, bagaimana kita melakukan penghematan-penghematan, efisiensi, sehingga cost recovery bisa dipotong. Sekarang, di tahun ini kita tetapkan tidak mau lari dari US$10,4 miliar," ujarnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis, 22 September 2016.

Bahkan, kata Luhut, pihaknya juga meminta SKK Migas untuk menekan anggaran cost recovery tahun depan di bawah US$10 miliar.

Menurutnya, dengan memangkas anggaran cost recovery, maka Kementerian ESDM akan bisa melakukan penghematan hingga Rp80 triliun.

"Kalau itu kita bisa lihat lagi dengan jernih, saya tidak terlalu berlebihan kalau mengatakan kita bisa dekat-dekat Rp100 triliun menghematannya, dengan pemikiran satu subsidi yang tepat," ujarnya.

Luhut menambahkan, anggaran yang diajukannya tersebut cukup berat untuk SKK Migas. Namun, jika hal tersebut dapat dilakukan, akan menjadi sebuah prestasi untuk Kementerian ESDM.

"Pak Amien katakan, mungkin berat. Tapi saya bilang, jangan berat. Kita coba. Lifting tidak turun, tetapi cost bisa turun. Kalau itu kita capai, baru prestasi. Kita coba cari konsultan yang bisa menurunkan cost recovery kita," tuturnya. (asp)