Eksperimen Siswa RI Diboyong ke Antariksa

Perwakilan Indonesia menjelaskan risetnya yang dikirim ke modul antariksa
Sumber :
  • http://iss.jaxa.jp

VIVA.co.id – Proposal penelitian pelajar SMAN 1 Batam, Inggrid Dewi Rucita Seragih terpilih untuk dibawa ke Stasiun Antariksa Jepang (KIBO-ABC). Terpilihnya proposal penelitian siswa itu, merupakan bagian dari kerja sama dengan Space Environment Utilization Working Group (SEUWG), yang diwadahi oleh Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF).

Kepala Bagian Humas Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Jasyanto, menuturkan konsep penelitian yang dilakukan Inggrid adalah eksperimen ‘Box in the Jar’, untuk menguji gaya apung tiga benda yang terdiri dari kayu, polimer, dan alumunium dengan bentuk kubus ukuran 30 milimeter.

"Ketiga jenis benda tersebut, punya massa jenis yang berbeda dan dimasukkan ke dalam wadah berisi air. Kemudian, wadah itu diputarbalikkan arahnya, agar terlihat bagaimana gerakan ketiga kubus tersebut berada di lingkungan gravitasi nol," ujar Jasyanto dalam siaran persnya, Jumat 16 September 2016.

Eksperimen ala Ingrid itu dibawa dan diuji coba di KIBO, modul eksperimen antariksa Jepang, yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Rabu 14 September 2016.

Jasyanto mengungkapkan, tujuan konsep penelitian pelajar RI ke KIBO-ABC antara lain turut mempromosikan KIBO, serta meningkatkan kapasitas negara-negara anggota melalui fasilitas yang memanfaatkan KIBO.

Program Try Zero G

Sebelumnya, sudah ada program Try Zero G yang dimulai sejak 2011. Program tersebut berupaya mengedukasi pelajar, khususnya yang berada di wilayah Asia Pasifik untuk mengajukan proposal eksperimen sederhana dan astronot mendemonstrasikan pada modul KIBO.

"Dengan eksperimen tersebut, diharapkan pelajar dapat lebih memahami hukum-hukum fisika yang berlaku di Bumi dan luar angkasa,” kata Jasyanto.

Pada awalnya, program Try Zero G hanya untuk satu kategori yang ditujukan untuk pelajar SMA. Tapi mulai 2006, berubah menjadi dua kategori, satu kategori pelajar SMA dan kategori baru untuk kalangan mahasiswa dengan usia di bawah 27 tahun.

Indonesia yang turut terlibat dalam program tersebut sejak 2006. Pada tahun ini, jumlah proposal yang masuk sebanyak 16 proposal dari tujuh sekolah dan satu perguruan tinggi. Pemilihan pemenang untuk diuji coba di KIBO dilihat dari berbagai persyaratan, mulai dari kelayakan (feasibility), keamanan, waktu yang diperlukan untuk eksperimen, dan keterkaitannya dengan hukum fisika. (asp)