RI Rangking 10 Dalam Indeks Kewirausahaan Wanita

Atik Tri Ningsih, berwirausaha membuat sepatu berbahan baku kulit.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Januar Adi Sagita

VIVA.co.id – Indonesia menduduki peringkat sepuluh dalam indeks negara-negara yang menyediakan kondisi yang lebih baik bagi para pengusaha wanita. Peringkat tersebut menurut studi perdana Mastercard mengenai Women's Entrepreneurial Index.

Dikutip dari siaran persnya, Kamis 15 September 2016, Women’s Entrepreneurial Index mengungkapkan bahwa negara-negara maju di Asia Pasifik menyediakan dukungan yang lebih baik bagi para pengusaha wanita untuk mencapai kesejahteraan. Seperti tingginya peluang untuk memperoleh aset pengetahuan yang lebih maju dan akses menuju layanan keuangan, dibandingkan dengan negara-negara berkembang.  

Kewirausahaan wanita di Indonesia berada di peringkat 10 dengan nilai indeks 44,7 poin. Kewirausahaan Indonesia didukung oleh kondisi pendukung, tingkat kemajuan wanita dan faktor kewirausahaan yang sehat.

"Para wanita di Indonesia membuat terobosan yang cukup baik sebagai pengusaha, terlepas dari lemahnya kondisi pendukung seperti akses yang buruk untuk mendapatkan aset-aset pengetahuan yang lebih maju," demikian laporan tersebut.

Menurut laporan tersebut angka partisipasi wanita di pendidikan tinggi hanya 34,8 di Indonesia. Penetrasi layanan keuangan utama terkait kepemilikan wanita atas kartu debit pun masih rendah hanya 25,4 persen di Indonesia.

Sementara untuk peringkat pertama dalam indeks kewirausahaan wanita diduduki oleh negara maju Selandia Baru dengan nilai 53,9 poin. Disusul peringkat kedua yakni Australia dengan nilai 51, 7 poin, dan Singapura menduduki posisi kelima dengan nilai 50,1.

Sedangkan di negara-negara berkembang, Thailand dan Filipina masing-masing menduduki posisi ketiga dan keempat. Sementara peringkat terendah diduduki oleh India (33,3), Srilanka (32,7), dan Bangladesh (27). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi untuk mendorong dan  membantu perkembangan wirausaha wanita merupakan hal yang paling sulit di negara-negara tersebut.

“Kita telah mencapai tingkatan di mana kita telah menyadari pentingnya peran wanita dalam pembangunan sosial ekonomi di masyarakat. Terlebih di negara-negara berkembang, inklusi ekonomi yang lebih besar dari kaum wanita dapat membawa perubahan penting dalam perbaikan ekonomi,” ujar Georgette Tan, senior vice president, Communications, Asia Pacific, Mastercard.

(ren)