Karya Fesyen SMK Ini Tuai Pujian di Hongkong
- dok.ist
VIVA.co.id – Pujian publik internasional berdatangan terhadap koleksi busana karya siswi-siswi SMK NU Banat yang dipamerkan di Center Stage’s, Asia’s Fashion Spotlight di Hongkong. Mengusung label Zelmira, empat orang siswi SMK berkompetensi tata busana ini berpartisipasi dalam ajang fesyen anak muda yang digelar 9 September 2016 kemarin.
Alexander Geyman, salah satu editor majalah fesyen dari Amerika Serikat, menyanjung karya mereka sebagai salah satu koleksi busana paling berkelas dan tampil berbeda dibandingkan dengan berbagai label fesyen internasional lainnya.
“Apa yang mereka tampilkan ini sangat berbeda. Sangat berkelas dan sophisticated. Mereka menampilkan identitas yang sangat kuat dalam koleksi busananya,” ungkap Alexander, Sabtu 10 September 2016.
Risa Maharani, Nafida Royyana, Rania, dan Nia Faradiska dari SMK NU Banat adalah empat siswi yang terpilih melalui proses seleksi untuk memamerkan desain busana terbaiknya di panggung utama. Mengangkat tema 'Revive', mereka menampilkan busana gaya urban modest wear yang dipadukan dengan penggunaan kain batik serta bordir yang kental dengan nuansa khas Indonesia. Zelmira menjadi satu-satunya exhibitor yang mengangkat modest fashion wear di ajang ini.
Editor majalah Focus on Shoes ini mengaku terkejut ketika mendapati bahwa desainer di balik koleksi Zelmira adalah para siswi tingkat sekolah menengah yang baru berusia 16-17 tahun. Sebagai fesyen editor dengan pengalaman yang panjang di industri fesyen dunia, Alexander mengagumi koleksi busana yang kental dengan identitas dari mana mereka berasal. Melihat potensi dari keempat siswi SMK tersebut, Alexander mendorong mereka untuk terus berupaya menembus industri fesyen dunia.
"Saya sudah sering melihat fashion show di berbagai negara, termasuk koleksi busana bergaya muslim. Namun apa yang mereka tampilkan ini berbeda. Tidak seperti desainer pada umumnya yang bergaya Eropa dan semua hampir sama karakternya," ujarnya.
Kesempatan tampil dalam Asia’s Fashion Premiere ini tidak terlepas dari program dukungan yang diberikan Bakti Pendidikan Djarum Foundation bersama Indonesia Fashion Chamber (IFC) dan Ditali Cipta Kreatif. Sebelum bertolak ke Hongkong, mereka terlebih dulu mendapatkan pendampingan secara intensif berkonsep inkubasi selama 4 bulan dengan dimentori para desainer profesional dari IFC.