Nasib Misi Pemburu Asteroid Usai Roket SpaceX Meledak
- Twitter.com/Kris N./Handout via REUTERS
VIVA.co.id – Meledaknya roket Falcon 9 yang akan meluncurkan satelit komunikasi AMOS-6 pekan lalu memberikan dampak terhadap SpaceX, sebagai perusahaan yang memiliki roket tersebut. Sebab, tragedi tersebut berdekatan dengan tanggal peluncuran misi pemburu benih kehidupan di asteroid Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
NASA dijadwalkan meluncurkan pesawat khusus bernama Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, and Security-Regolith Explorer (OSIRIS-REx) pada 9 September 2016.
Juru bicara NASA di Kennedy Space Center, Mike Curie, mengungkapkan ledakan Falcon 9 tentunya memberikan rasa was-was kepada NASA. Terlebih, tempat meledaknya Falcon 9, tak jauh dari lokasi peluncuran OSIRIS-REX nantinya.
Roket Falcon 9 meledak di Cape Canaveral Space Launch Complex 40, sementara OSIRIS-REX bakal diluncurkan di Space Launch Complex 41. Jarak keduanya kurang lebih dari dua kilometer.
Meski demikian, dikatakan Curie, NASA tetap percaya diri dan optimis peluncuran pesawat antariksa untuk memantau asteroid itu akan meluncur berjalan dengan lancar.
"Awal penilaian United Launch Alliance menunjukkan kalau roket (Atlas) V dan pesawat ruang angkasa OSIRIS-REx dalam kondisi sehat dan aman untuk diluncurkan di Space Launch Complex 41," ujar Curie dikutip dari Space, Senin, 5 September 2016.
Pernyataan NASA melalui Curie ini menampik isu miring mengenai efek domino mengenai musibah meledaknya Falcon 9 milik SpaceX. NASA tetap akan meluncurkan OSIRIS-REx sesuai jadwal yang telah ditentukan.
OSIRIS-REx merupakan misi ketiga NASA dalam menjalankan program untuk ilmu planet dengan meneliti asteroid yang mengorbit dekat Bumi. Pesawat antariksa itu telah menentukan target asteroid, yakni bernama Bennu.
Melalui OSIRIS-REx, peneliti akan mengambil sampel dan meneliti Bennu, sehingga dapat ditemukan fakta-fakta soal komposisi asteroid. Batuan antariksa itu akan kembali mengorbit Bumi pada 2023.