323 Rusa Serempak Mati Tersambar Petir
- www.npr.com
VIVA.co.id – Sebuah potret mengerikan terjadi di sebuah gunung di dataran tinggi Hardangervidda, Norwegia. Dalam potret tersebut terpampang lebih dari 300 rusa liar mati tergeletak. Ternyata, ratusan rusa tersebut mati serempak disebabkan oleh sambaran petir.
Dilansir Metro, Selasa, 30 Agustus 2016, Badan Lingkungan Hidup Norwegia yang merilis foto tersebut menyebutkan total hewan mati mencapai 323 ekor, termasuk 70 di antaranya anak sapi.
Menurut pengakuan juru bicara Badan Lingkungan Hidup, Kjartan Knutsen, kejadian mengejutkan itu tak biasa terjadi. Bahkan, penyebab kematian rusa-rusa tersebut dianggap penyebab yang terparah.
"Kami belum mendengar jumlah angka seperti ini sebelumnya," kata Knutsen.
Pada laporan yang masuk, sejauh ini tidak ada korban jiwa atau korban luka dalam peristiwa tersebut yang menimpa manusia.
Dia menuturkan, rusa cenderung berkumpul ketika cuaca buruk. Sehingga, kata Knutsen, hal itulah yang kemungkinan menyebabkan ratusan rusa bisa mati berbarengan karena tersambar petir.
Ribuan rusa biasanya bermigrasi melintasi Hardanangervidda ketika perubahan musim.
Laman NPR melaporkan, pejabat Inspektorat Alam Norwegia menemukan dataran tinggi itu menjadi ladang bangkai rusa pada Jumat pekan lalu. Saat itu, pejabat inspektorat berniat untuk mengawasi pemburu di area Hardanangervidda itu.
Inspektorat itu memperkirakan, ada 2 ribu rusa yang tinggal di dataran tinggi itu tiap tahunnya. Kini dengan kematian 300-an rusa itu, maka populasi rusa di dataran tinggi itu berkurang seperenamnya.
Pejabat Inspektorat Alam Norwegia sudah mengecek lokasi dan menghitung jumlah rusa. Mereka juga mengambil sampel untuk menguji kemungkinan penyakit pada hewan tersebut.
Pengujian itu akan mencari bukti apakah ada virus yang menyerang rusa. Meski rusa tersebut tak mati karena sakit, tapi ada wabah penyakit paru-paru pada kawanan rusa di Norwegia utara pada awal tahun ini.
Kasus wabah penyakit yang menyerang rusa sudah terjadi pada April tahun ini. Ini merupakan yang pertama terjadi di Eropa, sehingga pengelola satwa liar di Benua Eropa waspada. (ase)