Cerita di Balik Terbentuknya Jember Fashion Carnaval 2016

Dynand Fariz, Presiden dan penggagas ajang Jember Fashion Carnaval.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Linda Hasibuan

VIVA.co.id – Ajang Jember Fashion Carnaval (JFC) 2016 memasuki tahun ke-15 dalam penyelenggaraannya. Gelaran fesyen dan budaya yang dikemas dalam rangkaian karnaval ini, diselenggarakan mulai 24-28 Agustus 2016 di Alun-Alun Kota Jember, Jawa Timur.

Kesuksesan acara berskala Internasional ini bukan tanpa sebab. Adalah Dynand Fariz selaku Presiden dan penggagas ajang JFC yang semakin dikenal di dunia.

Melalui tangan dinginnya, pria lulusan sekolah mode Esmod tahun 1996-1999 ini,mempopulerkan JFC. Awalnya ia memiliki ketertarikan membuat acara parade kostum dari komunitas keluarga. Semenjak itu, banyak yang tertarik dan ikut bergabung dari saudara, bahkan semua orang yang baru dikenal.

"Awal pertama JFC digelar dimulai dari komunitas keluarga kami ada yang 11 bersaudara punya ide untuk bikin acara yang tidak membosankan dan semenjak itu tertarik mendirikan JFC tahun 2002-2003. Awalnya hanya ada ceremony, parade, dan kompetisi antar saudara dan berkembang melibatkan orang lain," ujar Dynand di Jember, Jawa Timur, Sabtu, 27 Agustus 2016.

Dia menambahkan bahwa awalnya tidak mudah mendapatkan izin untuk menggelar parade dari pihak pemerintah maupun swasta. Namun, banyaknya penolakan dan cibiran membuatnya tak patah semangat sehingga pada akhirnya dia menemui Bupati Jember tahun 2002 yakni almarhum Syamsul Hadi.

"Pertama kali mau gelar JFC, kita berpikir tentang legalitas, mengurus perizinan yang tidak mudah dan butuh waktu beberapa hari. Selalu ditolak, kecuali aku cari orang nomor satu di Jember yaitu Bupati Bapak Syamsul Hadi, sekarang sudah almarhum dan kita bertemu, dan hasilnya luar biasanya malah mendukung apa yang ingin di akukan," katanya.

Tidak hanya itu, dia pun pernah mengalami hal tidak mengenakkan lainnya yakni, pernah diusir saat melakukan parade di sebuah pusat perbelanjaan di kota Jember. Namun, itu tak membuatnya patah semangat dan tetap berjuang.

"Aku pernah ngajak parade di mal di Jember, baru sekali jalan langsung diusir 15 tahun yang lalu, karena katanya ini tidak sesuai dengan Jember. Setelah JFC,  kami diundang di mal besar di JFC, harusnya itu bisa jadi pembelajaran untuk daerah lainnya," ujarnya.

Dynand memaparkan bahwa tidak hanya mengenalkan karya dan kostum yang unik. Dynand juga ingin membawa nama kota Jember ke seluruh dunia melalui JFC ini.