Rupiah Diproyeksi Lanjutkan Penguatan Jelang Pidato The Fed

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada akhir pekan ini siap menguji target batas atasnya di level Rp13.210 per dolar AS. Hal tersebut didukung adanya sentimen positif terkait paket kebijakan ekonomi XIII yang direspons baik oleh pelaku pasar.

"Meski masih berpeluang melemah jelang pidato Janet Yellen (Gubernur Bank Sentral AS), kini rupiah menguji area support (target batas bawah) Rp13.257. Cermati sentimen yang ada yang mampu memengaruhi laju rupiah," kata analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Jumat, 26 Agustus 2016.

Menurut Reza, adanya sentimen positif terkait paket kebijakan XIII tersebut berhasil direspons positif oleh pelaku pasar, sehingga pergerakan rupiah pada perdagangan kemarin mampu bertahan dari pelemahan dalam beberapa hari terakhir dan menguat tipis 0,1 persen.

Sementara, laju pergerakan mata uang asing cenderung bergerak variatif pada perdagangan kemarin di mana EUR, AUD, NZD, Yen, Rupiah, serta Yuan berada di zona hijau sedangkan GBP bergerak melemah.

"Pelaku pasar cenderung wait and see  jelang akhir pekan di mana akan diumumkannya data-data ekonomi penting, salah satunya laporan pertumbuhan GDP kuartal kedua AS yang akan jadi bahan pertimbangan The Fed dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan moneter tingkat suku bunganya," tuturnya.

Dengan pelemahan laju dolar AS, kata Reza, seiring penantian rapat The Fed dan petunjuk kebijakan moneter AS maka rupiah akan memanfaatkannya untuk bergerak positif meski di akhir perdagangan sempat melemah tipis.

"Sebelumnya kami sampaikan rupiah masih bergerak melemah setelah pergerakan minyak dunia yang cenderung melemah akibat adanya penambahan stok minyak di AS, meski Iran telah mengonfirmasi kehadirannya dalam pertemuan OPEC selanjutnya di Algeria," ujarnya.