Harga Saham Rokok Tekan IHSG

Ilustrasi/Buruh perusahaan rokok
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada akhir sesi I siang ini terus turun 7,34 poin atau 0,14 persen level 5.409,80 dari sebelumnya dibuka turun 0,19 persen atau 10,34 poin ke level 5.406,81 pada pembukaan perdagangan.

Penurunan IHSG siang ini seiring dengan penurunan emiten rokok yang terus turun di mana harga saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) turun 60 poin atau 1,48 persen ke harga Rp3.990 per saham.

Kemudian PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 475 poin atau 0,71 persen ke harga Rp66.525 per saham, sedangkan PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) turun dua poin atau 0,50 persen ke harga Rp398 per saham.

Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Wijanarko mengatakan, aksi jual para pelaku pasar yang tidak tahan dengan volatilitas regional cukup tertahan dengan aksi pembelian saham berkapitalisasi besar dan lapis kedua.

"Sehingga, pergerakan IHSG cenderung sideways, namun kami optimistis akan terjadi breakout ke level 5.450 versus breakdown ke posisi 5.250," kata Yuganur di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2016.

Dengan demikian, potensi pelemahan IHSG yang tetap mempunyai kekuatan untuk menguat mesti direspons para pelaku pasar dengan mengakumulasi empat saham berikut ini:

1. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) dengan target trading di level Rp650.

Secara teknikal, pola perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten perbankan BUMD ini membuatnya menarik untuk diakumulasi, melihat kinerja ekspektasi earnings ke depan di 2016-2017 ada pada skenario kenaikan menuju resistance (target batas atas) psikologis di level Rp650.

2. PT PP London Sumatera Tbk (LSIP) dengan target trading di kisaran Rp1.650-1.675.

Harga minyak mentah dunia yang berada pad level terendah sejak sepuluh tahun terakhir dan valuasi sektor yang cukup murah, membuat emiten minyak sawit ini menarik untuk diakumulasi secara jangka menengah pada kisaran Rp1.650-1.675.

3. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dengan target trading di level Rp2.950.

Secara teknikal, perbaikan tren jangka pendek dan menengah pada emiten konstruksi BUMN ini dapat digunakan sebagai peluang akumulasi untuk kontinuasi kenaikan menuju level Rp2.950.

4. PT Astra Internasional Tbk (ASII) dengan target trading di level Rp8.700.

Pola perbaikan momentum dalam tren jangka pendek dan menengah pada emiten properti ini dapat digunakan sebagai peluang trading mengikuti kontinuasi kenaikan berikutnya menuju resistance psikologis di level Rp8.700