Strategi Mendag Atasi Calo Daging Sapi

Ilustrasi sapi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id -  Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukito membeberkan, penyebab harga daging sapi lokal jauh lebih mahal ketimbang daging impor lantaran rantai distribusi daging lokal jauh lebih banyak. Maka, pemerintah saat ini mulai berusaha pangkas rantai distribusi tersebut.

Enggar menyebut, setidaknya terdapat enam hingga tujuh rantai distribusi daging sapi lokal. Di antaranya dicurigai ada pihak yang berperan sebagai calo hingga menyebabkan harga daging sapi lokal selangit.

Ia menjelaskan untuk rantai distribusi ada sekitar tiga tahapan, mulai dari impor dan ditempatkan di penggemukan sapi (feedlotter), rumah potong hewan, sampai ke pasar.

"Tapi kadang-kadang juga tiga setengah, ada satu pedagang besar atau calo juga lah. Tapi nanti kita hitung juga dia biaya angkutnya berapa," tuturnya.

Enggar mengungkapkan, salah satu upaya untuk memangkas rantai distribusi tersebut, pihaknya akan mendorong para pemilik penggemukan sapi yang biasanya melakukan impor juga ikut memasok sapi dari peternak lokal.

"Mereka akan kami bantu. Karena mereka kan biasa impor langsung potong, sekarang mereka harus ke desa ambil sapi. Tapi tentu itu belum bisa langsung seperti itu diterapkan. Mereka pasti menggunakan jasa orang lagi, tapi tidak sebanyak itu mata rantainya," tuturnya di Teluk Naga, Tangerang, Minggu, 7 Agustus 2016.

Mendag memandang, jumlah rantai distribusi yang lebih banyak yang menyebabkan harga daging lokal sulit untuk diturunkan. Belum lagi ada kemungkinan pengusaha nakal yang memainkan harga di tengah rantai distribusi.

Meskipun terkesan akan melakukan bersih-bersih calo distribusi daging sapi, Enggar mengaku tidak akan serta merta mematikan mata pencaharian para calo tersebut. Pemerintah akan memikirkan upaya untuk memberdayakan para calo tersebut.

"Jadi kita kurangi secara bertahap, kita ingin cari solusinya dahulu bagaimana, solusi untuk mereka yang dipangkas. Kan biasanya mereka hidup dari itu, kalau langsung dipotong mereka bingung. Kita akan cari solusi, mungkin bisa jadi peternak," tuturnya.