Menjelaskan Kematian pada Anak Usia Dini

Ilustrasi anak perempuan
Sumber :
  • Pixabay/Greyer baby
VIVA.co.id
- Saat orang yang dicintai meninggal dunia, akan sulit untuk memberi pemahaman pada anak-anak tentang kehilangan. Apalagi Anda juga sedang dalam masa berkabung.


Seberapa banyak yang diketahui anak usia 3-6 tahun tentang kematian dan rasa kehilangan tergantung pada pengalaman hidup, juga kepribadian atau karakter anak itu sendiri. Namun, ada beberapa poin penting tentang hal-hal yang harus diberitahukan kepada anak-anak usia tersebut soal kematian - seperti dilansir dari laman
kidshealth
:


Jujurlah pada anak


Jujurlah pada anak, ceritakan kondisi yang sebenarnya lalu doronglah anak untuk bertanya. Proses ini akan sulit karena tidak semua pertanyaan anak mampu Anda jawab. Namun ini sangat penting untuk menciptakan suasana nyaman dan terbuka, selain itu Anda juga dapat menyampaikan pesan bahwa tidak ada yang salah jika anak mengekspresikan perasaan sedih mereka. Anda juga bisa membagi kepercayaan spiritual Anda soal kematian pada anak-anak.


Jelaskan secara kongkret

Anak usia 3-6 tahun, pemahaman mereka tentang kehidupan sangat terbatas. Jadi, Anda dapat menjelaskan tentang kematian sebagai hal yang kongkret dan mendasar. Pada anak yang lebih tua (5 dan 6), Anda bisa menjelaskan bahwa kematian artinya bahwa tubuh seseorang tidak bisa bergerak lagi, dan dokter tidak bisa memperbaiki atau menyembuhkannya. Jika kematian terjadi tiba-tiba misalnya seperti kecelakaan, Anda juga bisa menjelaskan kejadian yang sebenarnya. Misalnya, karna terjadi hal yang menyedihkan, akhirnya tubuh seseorang tidak bisa lagi bergerak. Intinya, Anda bisa menjelaskan bahwa mati artinya tubuh seseorang berhenti bergerak dan organ tubuhnya tidak berfungsi.


Hindari memberi penjelasan secara harfiah


Pada anak usia ini akan sulit memahami bahwa setiap orang dan makhluk yang hidup pasti bisa mati, dan mati berati tidak akan kembali lagi. Karena itu biasanya anak akan lanjut bertanya tentang kemana orang-orang yang mati akan pergi. Membingungkan memang, namun Anda bisa mengulang pernyataan Anda sekali lagi bahwa orang yang telah mati tidak akan bisa kembali.


Hindari memberi penjelasan bahwa orang meninggal yang kita cintai itu pergi, tidur atau bahkan hilang. Karena anak usia tersebut masih berpikir secara harfiah. selain akan menimbulkan trauma baru karena pemahaman ditinggalkan, anak akan takut untuk tidur.

Dampingi saat pemulihan hati


Setelah anak diberi penjelasan tantang kematian, selanjutnya adalah waktunya anak untuk memulihkan hati dari rasa kehilangan, hal tersebut jika kematian terjadi pada orang terdekat seperti saudara dan orangtua. Pastikan anak tidak sendirian menghadapi kesedihannya. Dorong anak Anda untuk menyampaikan perasaannya kepada Anda, anggota keluarga, atau orang dewasa yang dia percaya.


(ren)