Komisi IV Apresiasi Bulog Aceh
Rabu, 3 Agustus 2016 - 11:11 WIB
Sumber :
VIVA.co.id - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi mengapresiasi langkah Bulog dalam menyerap gabah masyarakat di wilayah Nangroe Aceh Darussalam. Hal tersebut diungkapkannya usai meninjau gedung Bulog divre Aceh, Senin 1 Agustus 2016.
"Menurut penjelasan kepala Bulog disini (Divre Aceh) bahwa Bulog sudah melakukan sergab (serap gabah) langsung dari seluruh petani dengan harga yang normal. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan kehidupan para petani, sekaligus memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Aceh,"ujar Viva Yoga.
Sayangnya, lanjut politisi dari Fraksi PAN ini, pihaknya juga mengritisi bahwa cadangan beras yang ada di gudang Bulog tidak sepenuhnya berasal dari dalam negeri. Melainkan juga berasal dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Padahal diakui Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh bahwa produksi beras Aceh bisa dikatakan over production atau produksi berlebih.
"Seharusnya produksi beras Aceh itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri terlebih dahulu, baru setelah itu dikirim ke daerah lain. Tapi tidak masalah karena Bulog Aceh juga mendapatkan beras impor dari Thailand dan Vietnam. Intinya cadangan beras di Bulog sebesar 1500 ton bisa mencukupi kebutuhan daerah ini,"pungkasnya. (www.dpr.go.id)
Baca Juga :
"Menurut penjelasan kepala Bulog disini (Divre Aceh) bahwa Bulog sudah melakukan sergab (serap gabah) langsung dari seluruh petani dengan harga yang normal. Hal ini sangat baik untuk meningkatkan kehidupan para petani, sekaligus memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Aceh,"ujar Viva Yoga.
Sayangnya, lanjut politisi dari Fraksi PAN ini, pihaknya juga mengritisi bahwa cadangan beras yang ada di gudang Bulog tidak sepenuhnya berasal dari dalam negeri. Melainkan juga berasal dari negara lain seperti Thailand dan Vietnam. Padahal diakui Direktur Operasional Pelayanan Publik Perum Bulog, Tri Wahyudi Saleh bahwa produksi beras Aceh bisa dikatakan over production atau produksi berlebih.
"Seharusnya produksi beras Aceh itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri terlebih dahulu, baru setelah itu dikirim ke daerah lain. Tapi tidak masalah karena Bulog Aceh juga mendapatkan beras impor dari Thailand dan Vietnam. Intinya cadangan beras di Bulog sebesar 1500 ton bisa mencukupi kebutuhan daerah ini,"pungkasnya. (www.dpr.go.id)