03-08-1988: Soviet Bebaskan Pilot Amatir Cessna
Rabu, 3 Agustus 2016 - 02:09 WIB
Sumber :
- www.srf.ch
VIVA.co.id - Hari ini 28 tahun silam. Pemerintah Uni Soviet membebaskan Mathias Rust, pemuda asal Jerman Barat, yang berani mendaratkan pesawat kecil jenis Cessna di Lapangan Merah Moskow pada 1987.
Ia lalu ditangkap dan menjalani hukuman empat tahun di kamp kerja paksa. Namun, setahun kemudian Soviet menyetujui ekstradisi pria berusia 19 tahun itu sebagai "niat baik" ke Barat.
Melansir situs History, pada 28 Mei 1987, Rust, seorang pilot amatir yang belum memenuhi persyaratan 40 jam terbang, menerbangkan Cessna dari Helsinki, Finlandia, ke Lapangan Merah, Istana Kepresidenan Kremlin dan makam tokoh Soviet Lenin.
Hebatnya, ia tidak terdeteksi sama sekali oleh radar Soviet selama penerbangan sepanjang 500 mil. Bahkan, Rush sempat terbang melingkari Lapangan Merah selama beberapa kali.
Rust mengklaim bahwa penerbangannya ini untuk kepentingan perdamaian dunia, dan ia menyempatkan tanda tangan di Lapangan Merah hingga dirinya ditangkap.
Ulah Rust ini menimbulkan rasa malu bagi pihak Uni Soviet karena beberapa bulan sebelum kejadian itu, militer Tirai Besi menembak jatuh pesawat komersil milik Korea Selatan.
Namun, mereka dikritik karena tidak bisa mendeteksi sebuah pesawat kecil yang diawaki oleh seorang pemuda ingusan.
Tak pelak, pertahanan udara Soviet dipertanyakan kemampuannya bila sewaktu-waktu mendapat serangan udara dari pihak Barat.
Baca Juga :
Ia lalu ditangkap dan menjalani hukuman empat tahun di kamp kerja paksa. Namun, setahun kemudian Soviet menyetujui ekstradisi pria berusia 19 tahun itu sebagai "niat baik" ke Barat.
Melansir situs History, pada 28 Mei 1987, Rust, seorang pilot amatir yang belum memenuhi persyaratan 40 jam terbang, menerbangkan Cessna dari Helsinki, Finlandia, ke Lapangan Merah, Istana Kepresidenan Kremlin dan makam tokoh Soviet Lenin.
Hebatnya, ia tidak terdeteksi sama sekali oleh radar Soviet selama penerbangan sepanjang 500 mil. Bahkan, Rush sempat terbang melingkari Lapangan Merah selama beberapa kali.
Rust mengklaim bahwa penerbangannya ini untuk kepentingan perdamaian dunia, dan ia menyempatkan tanda tangan di Lapangan Merah hingga dirinya ditangkap.
Ulah Rust ini menimbulkan rasa malu bagi pihak Uni Soviet karena beberapa bulan sebelum kejadian itu, militer Tirai Besi menembak jatuh pesawat komersil milik Korea Selatan.
Namun, mereka dikritik karena tidak bisa mendeteksi sebuah pesawat kecil yang diawaki oleh seorang pemuda ingusan.
Tak pelak, pertahanan udara Soviet dipertanyakan kemampuannya bila sewaktu-waktu mendapat serangan udara dari pihak Barat.