Pemicu Laba Kalbe Farma Melonjak
Senin, 1 Agustus 2016 - 17:19 WIB
Sumber :
- Kalbe Farma
VIVA.co.id - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membukukan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun sepanjang semester I 2016. Jumlah tersebut naik 7,8 persen, bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,06 triliun.
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, Vidjongtius menyampaikan, pertumbuhan laba tersebut banyak didorong oleh penjualan bersih yang tumbuh 9,6 persen menjadi Rp9,55 triliun per Juni 2016, dari sebelumnya Rp8,72 triliun per semester tahun lalu
Baca Juga :
Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan Kalbe Farma, Vidjongtius menyampaikan, pertumbuhan laba tersebut banyak didorong oleh penjualan bersih yang tumbuh 9,6 persen menjadi Rp9,55 triliun per Juni 2016, dari sebelumnya Rp8,72 triliun per semester tahun lalu
"Sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia disertai dengan meningkatnya daya beli konsumen di semester pertama, perseroan menunjukkan pemulihan pertumbuhan penjualan bertahap dan marjin yang stabil," kata Vidjongtius di gedung BEI Jakarta, Senin 1 Agustus 2016.
Sementara itu, laba kotor naik 8,5 persen menjadi Rp4,6 triliun dengan rasio laba kotor terhadap penjualan menurun dari 49,3 persen menjadi 48,8 persen. Penurunan, karena adanya pelemahan nilai tukar rupiah dibandingkan 2015.
Dengan kinerja positif tersebut, sepanjang semester I-2016, perseroan masih optimistis bisa meraih target pertumbuhan laba bersih sebesar 8-10 persen hingga akhir tahun ini. Target pertumbuhan penjualan pun masih berada di level tersebut.
"Dengan mempertimbangkan situasi makro ekonomi, serta kondisi kompetensi, perseroan mempertahankan target laba bersih 8-10 persen," tuturnya.
Sebagai informasi, sepanjang 2015, laba bersih Kalbe Farma turun tiga persen dibandingkan dengan pencapaian tahun buku 2014 yang sebesar Rp2,06 triliun. Ketidakstabilan nilai tukar rupiah dituding perseroan sebagai biang keladi dari anjloknya bisnis farmasi. Padahal dari sisi penjualan, Kalbe Farma mengalami kenaikan tiga persen dengan meraup penjualan bersih sebesar Rp17,88 triliun.
Dalam meningkatkan kinerja bisnis, Vidjongtius menambahkan, perseroan telah menganggarkan dana belanja modal, atau
capital expenditure
(capex) sebesar Rp1-1,5 triliun. Dana itu akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. (asp)