Ini Kunci Jokowi Agar RI Menangkan Kompetisi Global

Presiden Jokowi saat meresmikan proyek tol trans Jawa.
Sumber :
  • Laily Rachev - Biro Pers Setpres

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kunci, agar Indonesia bisa memenangkan kompetisi, atau persaingan global dengan negara-negara di lain dunia. 

Jokowi berujar, percepatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kuncinya, selain birokrasi yang singkat. Sebab, persaingan antarnegara saat ini sangat ketat berebut investasi, atau menarik investor asing.

"Kita mulai di mana-mana, agar dimulai dulu. Kalau sudah memulai, kita kan sulit menghentikan. Kalau belum mulai, tak akan mulai-mulai, makanya fondasi-fondasi ini yang kita bangun secepat-cepatnya," ujar Jokowi di Wisma Serba Guna, Senayan, Jakarta, Minggu malam, 24 Juli 2016.

Selama ini, yang menjadi masalah pembangunan infrastruktur adalah soal perizinan. Dia mengungkapkan, ada proyek pembangunan jalan tol yang "mangkrak" 20 tahunan karena perkara pembebasan lahan.

"Kalau ada hal-hal di lapangan, kelihatan ada hambatan, agar saya diberitahu, informasikan kepada saya. Biasanya, di birokrasi kita kayak gitu ada yang main-main," ungkap Jokowi.

Karena itu, kata Jokowi, dibutuhkan keberanian memangkas birokrasi yang ada. Alasannya, jika tidak demikian, Indonesia tak akan bisa bersaing dengan banyak negara lain di dunia.

"Jangan berharap, kita berkompetisi dengan negara lain. Kuncinya hanya di situ, di efisiensi pemerintahan, kecepatan pemerintah melayani rakyat. Kalau tradisi lama diteruskan, jangan berharap kita memenangkan kompetisi," tegas Jokowi.

Jokowi berpesan, dia ingin jika memang masih ada proyek yang berhenti, lantaran birokrasi yang berbelit, masyarakat bisa menyampaikan informasi tersebut, saat dirinya berkunjung ke suatu daerah.

"Kalau saya ke daerah, ada yang bisik-bisikin ke saya. Informasinya, itu yang saya senang. Informasi seperti itu akan saya langsung kroscek, kalau benar, ya gebuk saat itu juga," ujar dia.

Jokowi juga mengungkapkan bahwa waktu bagi Indonesia untuk berbenah tidak banyak. Menurutnya, Indonesia hanya punya waktu 15 tahun untuk menjadi negara yang maju dan semakin berkembang.

"Tanpa keberanian seperti itu, sulit kita bersaing. Bangsa kita diberi momentum 15 tahun, kalau berhasil transisi, bisa kita tinggal landas. Kalau tidak, ya kita yang ditinggal di landasan. Kita harus lakukan itu. Kita diberi kesempatan, mungkin sampai 2030," ungkap dia. (asp)