22-07-1987: Soviet-AS Sepakat Larangan Rudal Jarak Menengah

Presiden AS Ronald Reagan (kiri) bersama Presiden Soviet Mikhail Gorbachev.
Sumber :
  • atlanticsentinel.com

VIVA.co.id – Hari ini 29 tahun silam. Pemimpin Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, bersedia untuk merundingkan larangan rudal nuklir jarak menengah tanpa syarat.

Keputusan Gorbachev ini cukup mengagetkan namun membuka jalan bagi terobosan Intermediate-Range Nuclear Forces (IRNF) Treaty dengan Amerika Serikat.

Melansir situs History, Gorbachev berusaha menyingkirkan sikap keberatannya atas inisiatif pertahanan strategis dengan "musuh abadinya" itu. Namun akhirnya jalan negosiasi dipilih dan ia siap bertemu kembali dengan Presiden Ronald Reagan.

Perubahan sikap politik Gorbachev dipengaruhi sejumlah faktor. Soviet mengalami krisis ekonomi yang berujung pada kebangkrutan. Sehingga ia terpaksa memotong bujet militer.

Selain itu, gerakan nonnuklir yang berkembang di Eropa pertengahan 1980-an, dianggap mengganggu kemampuan Soviet untuk "mendekat" dengan Prancis, Inggris, dan negara Eropa Barat lainnya.

Berawal dari November 1985, ketika Gorbachev dan Reagan bertemu dan mencoba untuk percaya bahwa akan ada kemajuan yang mungkin bisa dicapai terkait sejumlah isu, termasuk pembahasan pengendalian senjata mematikan. Pada Desember 1986, kedua negara semakin mendekati kesepakatan untuk menghilangkan senjata dari Eropa.

Akan tetapi, sikap tulus Gorbachev ini awalnya tidak ditanggapi serius Reagan. Alhasil, negosiasi sempat terhenti lantaran Gorbachev menuntut penghapusan serupa kepada AS.

Reagan dan Gorbachev bahkan sempat saling menyalahkan dan menuduh beritikad buruk.

Pada Desember 1987, "pertempuran" mereka mereda karena selama pertemuan puncak di Washington DC, kedua pemimpin resmi menandatangani IRNF Treaty, yang salah satunya, menghapus seluruh jenis senjata nuklir.