Bermodal Majalah Bekas, Pengusaha ini Dijuluki Raja Perak
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id – Ada saja pengalaman yang unik ketika memulai usaha. Modal yang dibutuhkan kini tak hanya berbentuk uang semata, informasi dari majalah bekas pun dapat dijadikan modal untuk memulai usaha.
Faishal Arifin telah membuktikannya. Pria kelahiran 3 Juli 1987 itu memulai usaha sejak tahun 2009 dan kini telah menikmati omzet hingga Rp350 juta per bulan.
Saat memulai usaha, Faishal hanya bermodalkan majalah bekas yang ia temukan di Pasar Comboran yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Faishal sempat merantau ke pulau kalimantan untuk mencari pekerjaan, namun tak sesuai dengan harapan.
"Waktu itu, saya putuskan kembali ke Malang, dan saya coba berjalan kaki ke Pasar Comboran, di pasar itu ada tempat barang bekas, dan ketemulah majalah bekas yang ada gambar perhiasan, saya gunting dan kliping, itu yang saya jadikan modal," kata Faishal saat berbincang dengan VIVA.co.id di gedung SMESCO, Jakarta, Kamis 21 Juli 2016.
Ia mengaku memberanikan diri menawarkan produk perhiasan berbahan dasar emas dan perak tersebut ke rumah-rumah dan kantor-kantor.
"Saya pakai baju rapi, tawarkan ke tempat dinas, ke kantor-kantor dan pakai baju kantor di Kantor Dinas Malang, Saya menawarkan gambar perhiasan emas itu dengan kliping," kata dia.
Ia menjelaskan membuat perhiasan tersebut setelah mendapatkan uang muka dari pemesan. Ia memanfaatkan kenalannya di Kalimantan untuk meminjam alat. Alat itu dipakainya untuk membuat sebuah perhiasan emas berbentuk cincin.
"Setelah saya bikinkan, saya kasih produk tadi ke ibu (pelanggan) itu, dan ternyata cocok, akhirnya dari mulut ke mulut, banyak yang memesan ke saya," kata dia.
Hingga kini, Faishal telah mendirikan badan usaha bernama CV Silver 999 yang memiliki nama dan cukup besar di kota Malang. Pria berdarah Betawi ini mempekerjakan masyarakat lokal hingga melakukan pembinaan secara kerajinan perhiasan.
Bahkan pemenang penghargaan Satu Indonesia Awards kategori usaha mikro kecil menengah (UMKM) ini telah berhasil mengekspor produknya ke luar negeri, seperti ke Brunei Darussalam hingga Kanada. Faishal kini telah membina lebih dari 36 kelompok dengan jumlah dua sampai 30 anggota di tiap kelompok.
"Kami juga mengadakan pelatihan produksi perak, pelatihan manajemen usaha, pembinaan wirausaha, pinjaman modal, pinjam pakai maupun hibah peralatan, serta bantuan pemasaran," ceritanya.