Turis China Serbu Manado, Cuma Bayar Rp10 Juta untuk 4 Hari

Rombongan turis asal China saat tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agustinus Hari

VIVA.co.id – Sulawesi Utara (Sulut) terus didatangi banyak turis asal Tiongkok sejak dibukanya penerbangan langsung Manado-China, 4 Juli 2016. Tiga maskapai nasional, yakni Lion Air, Sriwijaya Air dan Citilink, secara bergantian mendaratkan pesawat mereka membawa banyak turis Tiongkok.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Manado, Hendrik Warokka, mengatakan jumlah turis Tiongkok yang datang ke Manado dan daerah lain di Sulut dalam dua pekan terakhir saja sudah sebanyak 6.256 turis. Para turis itu tampaknya tertarik dengan paket wisata “murah meriah” di Manado.

“Mereka datang secara bergelombang sejak 4 Juli lalu hingga 20 Juli 2016. Turis-turis Tiongkok itu ikut paket tur empat hari lima malam, yang biayanya sangat murah sekitar Rp10 juta,” ujar Hendrik kepada VIVA.co.id di Manado, Rabu 20 Juli 2016.

Ia menyebutkan saat tiba di Manado, tour guide membawa ribuan turis itu ke sejumlah lokasi wisata di Manado, Tomohon, Minahasa dan Bitung. Pada hari pertama tiba di Manado, turis-turis Tiongkok itu mencari hotel dan beristirahat.

“Nah, hari kedua mereka menyusuri lokasi wisata di Manado seperti Klenteng Ban Hing Kiong, wisata religius Kampung Arab, gereja tertua GMIM Sentrum Manado, Patung Tuhan Yesus Memberkati dan Taman Nasional Bunaken. Malamnya setelah berkeliling lokasi wisata Manado, menikmati berbagai kuliner yang pedas-pedas,” ujar Hendrik.

Pada hari ketiga, para turis melanjutkan perjalanan ke Kota Bunga Tomohon ke industri rumah panggung Woloan, Danau Linow, agro wisata Rurukan, Bukit Doa Kelong. Dua hari berikutnya mereka menuju Minahasa Utara dan Bitung. Yakni tempat wisata kuburan kuno leluhur Minahasa, Waruga Sawangan.

Lalu ke Kaki Dian Airmadidi, selanjutnya melihat dari dekat satwa endemik Tarsius di Hutan Lindung Tangkoko, dan terakhir Pulau Lembeh yang memiliki sejumlah tempat wisata pantai dan Patung Tuhan Yesus Memberkati.

Tak lupa juga turis-turis itu disuguhkan musik tradisional kolintang, musik bambu dan tarian Maengket. “Dari kunjungan itu para turis sangat mengapresiasi lokasi-lokasi yang ada di daerah ini, terutama laut dan kulinernya,” ujar Hendrik.

(ren)