BI Cermati Perubahan Skema Pemberian Tarif Listrik

PLTU Suralaya Pasok 20 Persen Listrik Jawa-Bali
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Bank Indonesia (BI) mewaspadai rencana pemerintah mengalokasikan subsidi listrik rumah tangga dengan biaya daya 900 Volt Ampere pada tahun anggaran 2017. Ini dikhawatirkan, akan memengaruhi laju inflasi tahun depan.

"Ada risiko inflasi tinggi, terkait bagaimana policy perpindahan tarif listrik yang mengarah keekonomian," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran di gedung parlemen Jakarta, Selasa 19 Juli 2016.

Pemerintah sendiri mematok laju inflasi pada asumsi dasar ekonomi makro nasional pada tahun depan berada di kisaran tiga sampai dengan lima persen. Menurut Perry, perubahan skema tarif listrik tentu akan memiliki implikasi tersendiri. “Itu akan kami cermati ke depan," ujar Perry.

Meski begitu, BI sebagai otoritas moneter bersama pemerintah pusat maupun daerah akan terus berkoordinasi dalam komponen-komponen yang berpotensi menekan inflasi tahun depan. "Koordinasi berjalan sangat baik, sehingga harga, khususnya volatile food terkendali," kata dia.

Sebagai informasi, Banggar bersama pemerintah beberapa waktu yang lalu memutuskan untuk tetap mempertahankan subsidi listrik untuk golongan 900 VA sampai akhir tahun ini, dari yang sebelumnya diusulkan oleh pemerintah.

Namun, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman menegaskan, pihaknya akan tetap mengevaluasi pemberian subsidi tersebut, apakah sudah tepat sasaran atau belum pada tahun depan.