Pasca Brexit Rupiah Diharapkan Kembali Positif

Dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan transaksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diharapkan dapat kembali melaju ke jalur hijau pasca kepastian keputusan Brexit. Diharapkan rilis data-data inflasi pekan depan dapat lebih positif untuk mengimbangi sentimen Brexit.

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, laju Rupiah kembali melemah sepanjang pekan kemarin, sama halnya dengan laju pasar ekuitas di mana meredanya kekhawatiran pelaku pasar mengenai referendum Brexit, membuat dolar Index terlihat terus tertekan.

"Pelaku pasar terfokus sentimen tersebut sehingga membuat poundsterling (GBP) menguat terhadap dolar. Rupiah pun memanfaatkan kesempatan ini dengan mengalami penguatan," kata reza di Jakarta, Senin, 27 Juni 2016.

Pelemahan ini berdampak pada penguatan hampir di seluruh mata uang dunia baik dari Yen, Rupiah, Euro, Yuan, bahkan Poundsterling. Meski Yen terlihat melemah seiring dengan rencana otoritas moneter menahan penguatan Yen, namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan laju dolar yang cenderung turun seiring dengan turunnya risk appetite pelaku pasar.

"GBP terhadap USD bahkan sempat melemah hingga 10 persen, sedangkan USD terhadap Yen sempat menyentuh level 99, atau level terendah dalam 30 tahun terakhir. Kepanikan yang melanda membuat Rupiah terdepresiasi," tuturnya.

"Laju rupiah hari ini akan bergerak di bawah target area support Rp 13.415 hingga Rp13.150," tuturnya.