Cara Cermat Atur Keuangan Saat Kena PHK

Ilustrasi PHK
Sumber :

VIVA.co.id – Bekerja dan mengabdi pada satu perusahaan tak menjamin kelangsungan hidup Anda karena selalu ada risiko yang mengintai. 

Meski setiap bulan perusahaan selalu memberikan Anda gaji untuk penghidupan Anda, bukankah setiap perusahaan juga memiliki risiko untuk bangkrut? Bisa jadi bukan karena kinerja perusahaan yang lesu, faktor eksternal misalnya gejolak perekonomian bisa memaksa perusahaan untuk memangkas jumlah karyawan bahkan akhirnya gulung tikar. 

Agar Anda yang bekerja pada perusahaan tidak pontang-panting dalam menghadapi PHK, ada baiknya Anda cermat untuk mengatur keuangan di saat perusahaan harus memberhentikan Anda.

1. Dana pesangon

Dana ini menjadi dana yang sangat digantungkan oleh mereka yang terkena PHK guna mencukupi kebutuhan hidup hingga sampai pada pekerjaan baru. Besaran pesangon tentu berbeda-beda setiap orang mulai dari masa kerja, gaji rutin, hingga undang-undang yang berlaku. 

Biasanya besaran pesangon sebesar satu hingga sembilan kali gaji karyawan. Selain pesangon, biasanya perusahaan juga memberikan dana penghargaan masa kerja yang besarnya bisa dua hingga sepuluh kali upah rutin dan bergantung pada masa kerja. 

Dua dana yang akan Anda terima ketika mengalami PHK ini tentu tidak bisa digunakan secara sembarangan. Bagaimana mengaturnya akan dijelaskan sebagai berikut.

Baca juga: Cek Cara Pembayaran Listrik Secara Online

2. Pengeluaran rutin

Idealnya, seseorang yang bekerja memiliki emergency fund sebesar enam kali pengeluaran per bulan. Mengapa? Hal ini mengantisipasi Anda yang mengalami PHK untuk tetap bisa bertahan hidup setidaknya selama rnsm bulan sembari Anda mencari dan mendapatkan pekerjaan baru untuk menyambung hidup. 

Akan tetapi jika Anda tidak memiliki cukup dana darurat, maka prioritas pertama penggunaan dana Anda adalah pengeluaran rutin. Tentu saja Anda juga harus tetap mencari pekerjaan baru yang bisa menjadi sumber penghidupan Anda.

Baca juga: Ini Dia Solusi Beli Rumah Dengan Gaji Cuma 4 Juta

3. Pelunasan utang

Dilema lain terjadi ketika Anda memiliki utang yang belum lunas dibayar dan pada saat bersamaan harus rela di-PHK. Dana yang Anda miliki sekarang harus lebih bisa dibagi guna memenuhi semua kebutuhan dan kewajiban yang diprioritaskan. 

Ada baiknya segera lunasi semua utang ketika dana Anda direncanakan cukup untuk memenuhi semuanya tanpa mengganggu kebutuhan pokok, terutama jika utang tersebut adalah utang kartu kredit. Sementara untuk melunasi utang jangka panjang seperti KPR maupun kredit kendaraan, Anda harus menyesuaikan ulang dengan dana yang Anda miliki sekarang. 

Intinya, segera lunasi utang supaya tidak menimbulkan beban di kemudian hari mengingat posisi saat ini Anda tidak memiliki penghasilan tetap yang bisa diandalkan.

Bagaimana jika dana pesangon dan dana darurat ternyata tidak cukup untuk memenuhi semua biaya kebutuhan rutin serta cicilan utang? Pertama adalah menjual aset yang Anda miliki dan pastikan aset tersebut tidak mengganggu kehidupan keluarga. 

Kedua, bila alternatif ini tak cukup membantu, maka jalan lain adalah berutang kembali untuk menutup utang lama. Perlu Anda sadari bahwa dua alternatif ini hanya boleh dilakukan pada saat yang sangat mendesak saja.

4. Proteksi dan investasi

Ketika Anda mendapati dana Anda masih cukup setelah memenuhi kebutuhan dan melunasi cicilan utang, sangat disarankan bagi Anda untuk mengalokasikan dana tersebut sebagai proteksi misalkan menggunakannya untuk memiliki polis kematian yang akan menjamin kehidupan dan keuangan keluarga yang ditinggalkan. 

Jika nominalnya terbatas, Anda juga bisa mencari asuransi jiwa yang lengkap dengan fasilitas cover biaya pengobatan penyakit berat. Hal ini untuk mengantisipasi Anda ketika masuk rumah sakit dan didiagnosa penyakit berat yang mengharuskan Anda menjalani perawatan dengan biaya besar.

Baca Juga: Cara Mengurus Perpanjangan Paspor Manual atau Online

5. Ubah gaya hidup

PHK adalah musibah dan hal ini harus ditanggapi dengan cara yang cerdas juga. Setelah mengalokasikan dana untuk kebutuhan dan kewajiban yang diprioritaskan, Anda dan keluarga juga harus mendukungnya dengan mengubah gaya hidup supaya tidak menjadi beban tambahan di saat kondisi keuangan Anda sedang tidak bisa diandalkan.

Hidup tak selamanya menyenangkan, saatnya mulai prihatin

Memang tidak ada orang yang pernah meminta dirinya di-PHK.Tapi ketika mengalami hal ini, ada beberapa poin yang harus Anda perhatikan. 

Pertama, Anda pontang-panting dalam menghadapi PHK karena kekhawatiran untuk hanya bisa bertahan hidup dalam beberapa waktu saja. Kedua, kekhawatiran tersebut muncul karena (bisa jadi) gaya hidup Anda yang relatif di atas kemampuan sesungguhnya. 

Maka dari itu, sebelum Anda menyesal karena tidak bisa menangani kejadian tak terduga seperti ini, ada baiknya Anda mulai prihatin dan mengatur ulang keuangan agar tak hanya mampu memenuhi kebutuhan namun juga disisihkan untuk ditabung dan investasi.

Baca juga: Cara Atur Keuangan Keluarga dengan Rapi