Fokus ke Referendum, Bursa Wall Street Tergelincir

Reaksi seorang pialang saham di Bursa Wall Street
Sumber :
  • AP Photo/Richard Drew

VIVA.co.id – Bursa saham Wall Street Amerika Serikat (AS) berada dalam posisi rendah pada penutupan perdagangan Rabu atau Kamis dinihari WIB, karena investor fokus pada referendum yang bakal digelar Inggris untuk menentukan status keanggotaannya di Uni Eropa.  

Dilansir dari Reuters, Kamis 23 Juni 2016, indeks saham Dow Jones industrial average turun 48,9 poin, atau 0,27 persen, menjadi 17.780,83, S & P 500 kehilangan 3,45 poin, atau 0,17 persen, ke level 2.085,45 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 10,44 poin, atau 0,22 persen menjadi 4.833,32.

Pada perdagangan awal menunjukkan data penjualan rumah di AS kembali naik pada bulan Mei lebih tinggi setelah sembilan tahun.  

Perhatian utama ditujukan pada pemilihan suara di Inggris pada Kamis. Sebuah jajak pendapat yang dipublikasikan pada hari Rabu menunjukkan sekitar 45 persen ingin Inggris keluar hanya unggul satu poin dari pemilih yang ingin agar Inggris tetap di UE. Sementara sembilan persen pemilih ragu-ragu. 

"Saya pergi dengan peluang taruhan, itulah indikator yang lebih baik," kata Paul Zemsky, kepala investasi Multi-Asset Strategi dan Solusi di Voya Investment Management di New York.

Investor juga terus mengawasi pernyataan Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve Janet Yellen pada Kongres. Di mana dia, kembali mengulangi pidatonya yang mengatakan bahwa keputusan Inggris bisa memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi dunia.

Tesla Motors (TSLA.O) turun 10,5 persen menjadi US$196,66 setelah pembuat mobil listrik Elon Musk milik mengajukan tawaran untuk membeli perusahaan instalasi surya nya SolarCity (SCTY.O) dalam sebuah kesepakatan senilai US$2,8 miliar. SolarCity naik 3,3 persen pada $ 21,88

FedEx (FDX.N) turun 4,5 persen menjadi US$156,51 sehari setelah melaporkan kerugian kuartalan. Adobe Systems (ADBE.O) turun 5,7 persen menjadi US$94,01.

Sekitar 6,3 miliar saham diperjualbelikan di bursa AS dibandingkan dengan rata-rata 6,8 miliar selama 20 sesi terakhir.

Pada Kamis waktu setempat warga Inggris akan menggelar jajak pendapat untuk menentukan apakah Inggris akan tetap bergabung dengan Uni Eropa atau tidak. Sebagian besar pelaku pasar memang menginginkan agar Inggris tidak keluar dari Uni Eropa.