Tips Investasi di Pasar Modal Bagi Pemula

Ilustrasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Banyak yang beranggapan berinvestasi di pasar modal merupakan hal rumit dan membuat pusing kalangan masyarakat, yang belum memahami benar manfaat investasi di pasar modal. Padahal, banyak keuntungan dan manfaat yang diperoleh, jika kita memutuskan untuk berinvestasi daripada menabung.

CEO PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN), Michael Steven berbagi tips untuk investor pemula yang berpendapatan tetap, atau pekerja sebagai karyawan yang tertarik untuk menempatkan sebagian dananya untuk berinvestasi.

Menurutnya, investasi reksadana pendapatan tetap di LQ45, merupakan salah satu pilihan yang sesuai bagi para karyawan.

"Saya kira gini, untuk investor pemula yang tidak punya pengetahuan sama sekali, saya mengusulkan untuk melihat satu investasi yang dikatakan teratur di reksadana indeks 45. Karena, kita menabung membeli saham secara teratur, katakanlah satu juta per bulan di indeks saham LQ45. yaitu perusahaan uang besar, atau 45 terbesar di Indonesia dan terlikuid," kata Michael kepada VIVA.co.id di Jakarta, Senin 20 Juni 2016.

Menurutnya, jika tanpa pengetahuan untuk trading di pasar modal akan berisiko tinggi untuk merugi. Maka, sebaiknya kita serahkan pada pekerja profesional di bidangnya terlebih dahulu, sambil kita mempelajarinya.

"Sebagai investor pemula, kalau kita masuk ke pasar modal seperti itu, langsung masuk ke banyak pemain profesional di dalamnya. Yang ada, bisa babak belur," tuturnya.

Untuk itu, Michael menyarankan, jika serius memutuskan bermain di pasar saham, perlu belajar, atau sekolah online trading. "Bisa belajar sendiri dan ada sekolahnya. Online trading academic di belakang Grand Indonesia di Thamrin City. Yang satu lagi, kita berikan pada fund manager. Jadi, tergantung kita, kalau kita mau belajar, menurut kita ada sekolah belajar," ujarnya.

"Kalau kita tidak mau belajar, ya lebih baik kita serahkan ke profesional dulu. Kita mengamati sambil kita belajar, nanti tidak kaget dan nanti kita rugi dan akhirnya kita kapok, nah ini yang kita tidak mau," tuturnya. (asp)