Anggota DPR: Apakah Presiden Ingin Memotong Empat Generasi?

Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil
Sumber :

VIVA.co.id – Pasca keluarnya keputusan Presiden Jokowi terkait nama calon tunggal Kapolri Tito Karnavian yang diajukan kepada DPR, hal ini menjadi pro dan kontra di kalangan anggota dewan.

Dalam diskusi Dialektika Demokrasi yang digelar di Media Center, Kamis 16 Juni 2016, Anggota Komisi III DPR RI Nasir Djamil mengatakan sekarang ini kita sedang membicarakan kepala Kepolisian RI bukan membicarakan kepala Kepolisian istana. Ketika kita bicara kepala Kepolisian RI maka kita bicara dari Sabang sampai Merauke.

"Saya antara percaya dan tidak, atau ragu dengan kapasitas dan intelektualitasnya, tapi apa iya Tito dicalonkan jadi Kapolri sementara ada empat generasi dari 83 sampai 86. Apa iya diantara empat generasi tersebut gak ada yang mampu untuk jadi Kapolri, diantara empat angkatan itu tidak ada yang patut dan layak untuk jadi Kapolri, itu pertanyaannya," ujar Nasir, Kamis 16 Juni 2016.

Ia mempertanyakan, kenapa harus melompat ke angkatan 87, sementara banyak angkatan yang dilewatinya.

"Kalau di atletic itu namanya lompat jauh, jadi kenapa ada apa itu pertanyaannya. Apakah Presiden ingin memotong generasi? Ada apa ini, apakah Presiden ingin memotong generasi. Saya selama berinteraksi dengan Pak Tito, tentu kita lihat, dia bisa mengatasi semuanya. Dan saya merasa ada suasana batin yang di alami empat generasi ini," ujarnya.

Nasir ingin Presiden memberikan alasan kepada DPR, kenapa dia memilih Tito, jangan hanya alasan normatif, membuat publik yakin.

"Kenapa Presiden perlu memberi alasan normatif, ini termuda dan terlama konon kabarnya sampai 2022 akan berhenti," kata Politisi PKS ini.

Menurutnya, pada empat angkatan yang dilewati Tito belum ada kegaduhan, tapi pasti ada gejolak.

"Suasana kebatinan mereka pastinya bertanya-tanya. Ini harus dipikirkan Presiden," katanya.  (Webtorial)