Alasan Podomoro Garap Proyek di Balikpapan

Ilustrasi pameran properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Sebagai bagian dari penggerak perekonomian Balikpapan, PT Agung Podomoro Land Tbk (APL) terus mengembangkan Borneo Bay City di kawasan seluas delapan hektare.

Borneo Bay City, dengan konsep 5 Element In One, terdiri dari tujuh apartemen, mal, hotel bintang lima Pullman, nature park, beach club, dan Gourmet Tower.

Bagi APL, kata CEO Borneo Bay City, sekaligus Vice President Corporate Marketing APL, Indra Widjaja Antono, ini untuk pertama kalinya perseroan membangun tiga mal sekaligus, yang terdiri dari Branded Mall, Fashion Mall, dan Trade Mall.

“Balikpapan memiliki posisi yang strategis sebagai pintu gerbang Kaltim (Kalimantan Timur). Kami mengharapkan, kehadiran Borneo Bay City akan menjadi salah satu ikon penggerak perekonomian. Bahkan, untuk Plaza Balikpapan TM (Trade Mall), target kami menjadi pusat perdagangan ritel dan grosir se-Kalimantan Timur,” ujar Indra dalam keterangan tertulisnya, Kamis 16 Juni 2016.

Untuk Plaza Balikpapan TM, saat ini telah bergabung pedagang kulit Cibaduyut Bandung, dengan produk unggulannya berupa tas, sepatu, ikat pinggang, dan produk turunan kulit lainnya. Beragam produk distro, atau jeans dari Bandung, juga telah hadir di Plaza Balikpapan TM.

Sampai saat ini, masyarakat Balikpapan dan Kaltim sendiri merespons baik produk-produk yang ditawarkan APL, khususnya apartemen. Dari total 1.220 unit yang ditawarkan, sudah terjual sekitar 70 persen. Selain karena lokasi yang berada di jalur protokol yaitu pusat bisnis, perkantoran, serta pusat Pemerintahan Kota Balikpapan, juga karena rancangan desainnya yang berkelas dunia karya DP Architect Singapore.

DP Architects Singapore merupakan konsultan internasional yang menciptakan desain bangunan indah namun fungsional, seperti Dubai Mall, Marina Bay Center Singapore, dan Mumbai Airport India. DP Architect, sebelumnya juga membangun proyek APL yang lain di Jakarta, yaitu Senayan City (2006), Central Park (2009), Kuningan City (2012), dan Green Bay, Baywalk Pluit (2014).

“Umumnya, pembeli Borneo Bay City adalah mereka yang mendambakan hunian yang fasilitasnya modern dan lengkap sebagai tempat tinggal serta untuk investasi,” tambah Indra.

Kebutuhan hunian dan fasilitas yang berkualitas, ditopang oleh banyaknya pekerja asing maupun pendatang yang berkarier di perusahaan pertambangan dan perminyakan nasional maupun internasional.  

Untuk segera mewujudkan Borneo Bay City, APL akan memasuki tahap topping off, yaitu pemasangan atap bangunan sebagai tanda berakhirnya konstruksi sekitar Agustus 2016. Dengan demikian, apartemen setinggi 25 lantai segera memasuki tahap finishing. Selain itu, untuk branded mall ditargetkan segera beroperasi pada 2017.

Melalui konsep green & blue in harmony, APL berharap, penghuni apartemen maupun pengunjung mal akan merasakan fasilitas yang nyaman dan aman. Tipe-tipe apartemen yang ditawarkan mulai dari studio, tipe 1 bedroom seluas 39 meter persegi, tipe 2 seluas sekitar 61 m2, serta tipe 3 seluas 90 m2.

Selama Ramadan ini, masyarakat juga diberikan kemudahan untuk memiliki tipe 2 bedroom, dengan harga khusus Rp8 juta/bulan untuk unit-unit pilihan (prime unit).

APL juga berharap, kehadiran Borneo Bay City semakin memperkuat keberadaan Balikpapan sebagai kota bisnis dan kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition). Apalagi, lokasinya hanya sekitar 20 menit dari Bandara International Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan, dan 15 menit dari Pelabuhan Semayang.

Selain di Balikpapan, proyek lain APL di Kalimantan Timur adalah Bukit Mediterania Samarinda. Bergandengan dengan PT Karunia Abadi Sejahtera, proyek landed house ini menawarkan konsep green living in disputable exoticism bergaya Mediterania Eropa Selatan.